FAMILY & LIFESTYLE

Hari Kusta Sedunia! Ketahui 10 Fakta Seputar Kusta di Indonesia


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan penyakit kusta atau lepra. Walau sudah jarang dibahas, bukan berarti Indonesia sudah terbebas dari penyakit ini lho, Moms. Menurut data WHO dalam Weekly Epidemiological Report 2016, Indonesia berada di posisi 3 dengan penderita kusta terbanyak setelah India dan Brasil. Maka di Hari Kusta Sedunia yang diperingati setiap Minggu terakhir bulan Januari, mari tingkatkan kembali kewaspadaan Anda akan penyakit yang satu ini. Ketahui beberapa quick fact seputar kusta di bawah ini, Moms.

1. Disebabkan oleh Bakteri

Menurut InfoDATIN Kementerian Kesehatan RI 2018, kusta disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium leprae. Bakteri ini termasuk kuman aerob dengan ukuran panjang 1-8 micro dan lebar 0,2-0,5 micro.

2. Penularan Lewat Pernapasan

Menurut Kemenkes RI, kuman kusta ini menular kepada manusia melalui kontak langsung dengan penderita (keduanya harus ada lesi baik mikroskopis maupun makroskopis, dan ada kontak yang lama dan berulang-ulang) dan bisa juga ditularkan melalui pernapasan.

3. Masa Inkubasi Hingga 5 Tahun

Bakteri kusta akan mengalami proses perkembangbiakan dalam 2-3 minggu, dan mampu bertahan 9 hari di luar tubuh manusia. Setelah itu bakteri akan membelah dalam jangka 14-21 hari dengan masa inkubasi rata-rata 2-5 tahun, bahkan juga bisa memakan waktu hingga lebih dari 5 tahun. Setelah itu, barulah timbul gejala-gejala kusta pada orang yang telah terinfeksi tersebut.

4. Gejala Kusta

Setelah melalui masa inkubasi selama bertahun-tahun, gejala kusta baru mulai muncul. Umumnya tanda-tanda seseorang menderita kusta adalah kulit mengalami bercak putih, merah, rasa kesemutan, anggota tubuh bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Gejala awal tersebut bisa semakin meningkat hingga menyebabkan kerusakan permanen.

5. Menyebabkan Kerusakan Permanen

Setelah muncul gejala kusta, gejala tersebut bisa perlahan menyebar dan semakin parah. Menurut Kemenkes RI, penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.

6. Paling Banyak di Asia Tenggara

Asia Tenggara adalah regional dengan jumlah kasus kusta tertinggi di dunia, diikuti Amerika dan Afrika. Jumlah kasus baru kusta di dunia pada 2015 adalah sekitar 210.758, sedangkan di Asia Tenggara sendiri penambahan kasusnya pada 2015 lalu adalah 156.118 kasus. Sedangkan penambahan di Amerika 28.806 kasus, dan Afrika 20.004 kasus.

7. Status Eliminasi Kusta di Indonesia

Indonesia telah mencapai status eliminasi kusta, yaitu prevalensi kusta kurang dari 1 per 10.000 penduduk, pada tahun 2000. Setelah itu Indonesia masih bisa menurunkan angka kejadian kusta, meskipun relatif lambat. Pada 2017, angka prevalensi kusta di Indonesia sebesar 0,70 kasus per 10.000 penduduk, dan angka penemuan kasus baru sebesar 6,08 kasus per 100.000 penduduk. Sayangnya, hingga 2017 lalu, masih ada 10 provinsi di Indonesia yang belum bisa dinyakan bebas kusta, karena prevalensinya masih di atas 1 per 10.000 penduduk.

8. Kusta pada Anak

Kusta juga bisa terjadi pada anak lho, Moms. Menurut data Kemenkes RI 2013-2017, penemuan baru pada tahun 2013 merupakan yang tertinggi, yaitu sebesar 11,88 per 100.000 penduduk. Namun berita baiknya, angka kusta pada anak sempat mengalami sedikit penurunan. Sebelumnya kusta pada anak mencapai 11,22 persen di 2015, turun menjadi 11,05 persen di 2017.

9. Tidak Ada Vaksinasi

Kusta bisa diobati, tetapi hingga saat ini masih belum ada vaksin untuk mencegah penularan kusta. Satu-satunya cara untuk memutus mata rantai kusta adalah dengan memberikan obat kusta, namun masyarakat di pedesaan sering kali belum tahu dan enggan mencari pengobatan. Malu dan stigma negatif masyarakat akan kusta kerap menjadi kendala penderita kusta mencari pengobatan.

10. Manusia Kebal Kusta

Walau belum ada vaksinnya, namun Kemenkes RI menyebutkan sekitar 95 persen manusia kebal terhadap kusta, dan hanya sebagian kecil yang ditulari (yaitu 5 persen). Bahkan dari 5 persen manusia yang tertular kusta, sekitar 70 persennya dapat sembuh sendiri, dan hanya 30 persen yang menjadi sakit.

Kusta bukan kutukan, kusta bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat. Mari ubah stigma terhadap pasien kusta, jangan takut untuk memberi mereka informasi pengobatan ke layanan kesehatan. Mari jadikan Indonesia negara bebas kusta! (Tiffany/SW/Dok. Freepik)