TOODLER

Flu Vs Pilek pada Anak, Apa Bedanya?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Di tengah cuaca dingin dengan curah hujan tinggi seperti saat ini, pilek adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan pilek? Apa bedanya dengan flu? Untuk menjawabnya, M&B telah bertanya langsung dengan dr. Ellen Wijaya, SpA, Dokter Spesialis Anak dari RS Pondok Indah – Puri Indah, mengenai beda antara flu dan pilek.

Menurut dr. Ellen, "Sebenarnya flu dan pilek adalah kata yang kurang tepat untuk menunjukkan suatu penyakit. Pilek dan flu itu bukan nama penyakit." Untuk mengenal flu dan pilek lebih dalam, yuk simak penjelasan dari dr. Ellen.

Apa Bedanya?

"Flu adalah kependekan dari influenza, salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan anak mengalami infeksi saluran pernapasan akut," jelas dr. Ellen saat tanya-jawab di InstaLive bersama Novita Angie, Editor in Chief Mother&Baby Indonesia.

Sedangkan pilek adalah gejala penyakit atau keluhan penyakit, yang juga bukan nama penyakit. Pilek adalah keluhan, sama seperti keluhan batuk dan demam, yang kerap menyertai penyakit akibat infeksi virus seperti infeksi saluran pernapasan pada anak.

"Jadi kita sering dengar ISPA, atau common cold, atau selesma. Nah, pilek adalah gejala yang umum terjadi jika mengalami penyakit-penyakit tersebut," jelas dr. Ellen. Siapa saja yang bisa mengalami selesma atau common cold tersebut? Siapa pun bisa mengalaminya, mulai dari bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, hingga dewasa. Penyebabnya cukup beragam, pada umumnya tentu saja penyebabnya virus influenza.

Mitos Seputar Flu dan Pilek

Moms pasti sering mendengar banyak mitos yang berkaitan dengan flu dan pilek. Simak fakta dari dr. Ellen mengenai mitos-mitos ini, yuk!

1. Sering minum air dingin membuat anak pilek

Minum air dingin bukan penyebab common cold atau selesma. Penyebabnya adalah daya tahan tubuh anak. "Mungkin ketika daya tahan tubuh anak sedang tidak bagus, maka ia mudah tertular infeksi virus dari orang di sekitarnya yang bersin tidak menutup hidung, misalnya," jelas dr. Ellen. Kondisi anak yang tidak pernah imunisasi juga membuatnya lebih rentan mengalami common cold atau selesma, bukan karena anak sering minum air dingin.

2. Vaksin flu hanya untuk dewasa

Salah satu cara terbaik untuk mencegah infeksi influenza adalah dengan memberikan vaksin flu. Ini aman diberikan untuk anak yang telah berusia lebih dari 6 bulan. "Dari sekian ratus virus yang bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada anak, influenza adalah satu-satunya virus yang sudah ada vaksinnya. Maka, penting banget bagi Moms semua untuk memperkenalkan vaksin influenza pada anak, karena dapat mencegah sakit atau muncul keluhan seperti common cold," papar dr. Ellen.

3. Warna cairan hidung hijau perlu antibiotik

Banyak Moms yang mengira kalau warna cairan hidung (ingus) bening, artinya kondisi anak tidak parah. Kalau cairan hidung hijau, artinya kondisi anak cukup parah dan butuh diberikan antibiotik. Padahal ini hanya mitos, Moms.

"Warna ingus tidak mengindikasikan kondisi kesehatan anak. Warna ingus hijau bukan berarti anak tersebut lebih berat sakitnya dibanding anak yang ingusnya bening. Warna ingus hijau juga bukan berarti anak pasti butuh diberikan antibiotik, karena itu belum tentu. Jadi jangan sampai orang tua gegabah atau tergesa-gesa memberikan antibiotik. Lebih dari 90 persen keluhan anak batuk dan pilek atau selesma adalah virus, yang pengobatannya bukan dengan antibiotik," papar dr. Ellen. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)