Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, penting bagi kita untuk bisa menjaga kesehatan tubuh secara maksimal, khususnya di masa pandemi ini. Rutin berolahraga serta mengonsumsi makanan sehat tentu menjadi faktor utama, di samping memastikan kondisi mental tetap baik dan selalu happy.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa pembatasan dalam beraktivitas di luar ruangan saat ini bisa memengaruhi kondisi tubuh Anda. Karena lebih banyak di rumah, rasa lapar justru lebih sering datang hingga tanpa sadar berat badan bertambah secara berlebihan.
Selain rasa lapar, sejumlah riset telah menemukan penyebab lainnya, yaitu level stres yang meningkat, aktivitas di luar rumah yang menurun, dan pola makan yang kurang terjaga. Nah, untuk mencegah sekaligus mengatasi kondisi ini, Moms bisa melakukan diet flexitarian.
Adaptasi Awal Pola Hidup Sehat
Istilah flexitarian sendiri merupakan gabungan dari flexibel dan vegetarian. Artinya, pola makan Moms mengutamakan bahan pangan nabati, yaitu sayur dan buah-buahan layaknya pelaku vegetarian. Namun, Anda tetap bisa mengonsumi protein hewani seperti daging, dengan porsi yang relatif sedikit.
Umumnya, pelaku flexitarian juga sangat berhati-hati dalam memilih produk hewani yang hendak mereka konsumsi. Mereka mengutamakan daging dari hewan yang tidak di kandang, organik, dan peternakannya ramah lingkungan.
"Metode flexitarian bisa menjadi pilihan yang tergolong cukup mudah untuk diadopsi oleh orang-orang yang baru memulai menerapkan gaya hidup sehat dan berkelanjutan," jelas Konsultan gizi Dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes., pada webinar "Flexitarian: Sustaining the Healthy Habits with Real Food" beberapa waktu lalu.
Menjalankan diet ini dapat memberikan manfaat, seperti berat badan yang stabil dan konsisten, meningkatkan imunitas, menjaga kesehatan tulang, serta bertahannya kemampuan memori. Rita juga menambahkan, National Center for Biotechnology Information juga mengungkapkan bahwa manfaat flexitarian adalah mengurangi risiko berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung hingga 32 persen.
Jus Alami Sebagai Penunjang
Meski sudah berkomitmen untuk lebih sering makan buah dan sayur secara rutin, hal tersebut harus diakui cukup sulit dilakukan. Jika Anda belum terbiasa, akan lebih mudah untuk mengonsumsi buah dan sayur dalam bentuk jus segar. Namun, usahakan untuk tidak memilih jus kemasan yang tinggi kadar gula, karena tak hanya akan memengaruhi berat badan tapi juga mengganggu sistem pencernaan.
Anda bisa mengonsumsi jus segar dari produsencold-pressed juice, Re.juve. Cold-pressed merupakan teknik juicing yang mampu menghasilkan jus dengan nilai lebih, berupa kandungan nutrisi yang setara dengan sayur dan buah. Teknik ini juga akan mencegah terpaparnya buah dan sayur dari panas dan oksidasi.
Selain itu, Re.juve juga menggunakan teknologi HPP (High-Pressure Technology), sebagai teknologi pertama di Indonesia. Teknologi ini mendukung terjaganya kandungan nutrisi sayur organik dan buah segar asli hingga 1 kilogram dalam satu botol 435 ml Re.juve.
Dalam membersihkan buah, sayur, dan rempah yang akan diolah menjadi jus, Re.juve menggunakan air berkualitas standar air minum atau air reverse osmosis (RO water). Tujuannya, untuk mencegah terpaparnya bahan-bahan alami dan segar yang Re.juve gunakan dari bakteri, mikroorganisme, dan residu yang dapat membahayakan tubuh.
"Melihat banyaknya orang-orang yang mengadopsi metode flexitarian saat ini, kami ingin memastikan bahwa Re.juve menjadi pelopor tren positif ini. Harapannya, masyarakat dapat terus tergerak untuk memiliki gaya hidup yang sehat dan berkelanjutan melalui konsumsi nutrisi seimbang," kata Richard Anthony, CEO dan Presiden Direktur Re.juve.
Dengan membiasakan hal baik ini, Moms dan keluarga diharapkan bisa konsisten dalam menjalankannya dengan mengonsumsi makanan secara mindful. Tertarik untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, Moms? Selamat mencoba! (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik, Re.juve)