Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Cacingan masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi pada anak-anak. Di Indonesia sendiri, prevelansi penyakit cacingan masih tinggi, terutama pada masyarakat yang hidup di lingkungan yang padat dengan sanitasi yang kurang baik.
Cacingan memang tidak menyakiti anak secara langsung dan pengobatannya juga mudah, yaitu dengan pemberian obat cacing. Meskipun begitu, jika dibiarkan, cacing dalam tubuh Si Kecil bisa menghambat tumbuh kembangnya. Hal ini dikarenakan cacing akan menyerap sari-sari makanan yang ada dalam sel-sel darah dan usus. Karena itu, Moms perlu mengetahui tanda-tanda jika anak mengalami cacingan agar segera bisa ditangani.
Penyebab Cacingan pada Anak
Cacingan umumnya menyerang anak-anak, karena di usia ini, anak-anak lebih aktif bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan. Mereka juga cenderung belum terlalu peduli soal kebersihan. Si Kecil bisa berisiko cacingan akibat bermain di tempat yang terkontaminasi dengan telur cacing serta dari makanan dan minuman yang tidak higienis atau tidak dimasak dengan benar.
Lewat berbagai cara, telur cacing kemudian masuk dan tinggal di dalam tubuh Si Kecil. Cacing biasanya masuk ke dalam organ-organ tubuh melalui saluran pencernaan, kulit, usus, paru-paru, bahkan otot.
Tanda-tanda Cacingan pada Anak
Sebagian besar kasus infeksi cacingan pada anak bisa tidak menunjukkan tanda yang berarti. Walaupun demikian, Moms sebaiknya curiga Si Kecil terkena cacingan jika ia menunjukkan tanda-tanda seperti berikut ini:
⢠Mengeluh gatal yang terus-menerus di sekitar anus
⢠Susah tidur karena merasakan gatal di sekitar anus
⢠Sekitar anus terasa nyeri dan terjadi iritasi
⢠Ditemukan adanya cacing pada feses anak.
Jika ternyata balita Anda terkena cacingan, Moms dapat membeli obat cacing tanpa resep dokter yang dapat diberikan setiap 6 bulan. Namun segeralah ke dokter, apabila Si Kecil menunjukkan gejala-gejala seperti:
⢠Terlihat lesu
⢠Tidak nafsu makan
⢠Perut buncit, tapi bagian tubuh lain sangat kurus
⢠Mual dan muntah
⢠Sering sakit perut, diare berulang, dan kembung.
Moms perlu sangat berhati-hati karena cacingan yang sudah parah dapat berakibat fatal pada Si Kecil.
Risiko Cacingan pada Anak
Setelah menembus kulit, larva cacing akan masuk ke pembuluh darah, kemudian menetap di dinding usus. Di dalam usus, cacing akan berkembang biak, membuat koloni dan menyerap habis makanan Si Kecil. Karena itu, tidak heran jika pertumbuhan anak jadi terhambat akibat kurang gizi.
Risiko lainnya, Si Kecil juga bisa menderita anemia (kekurangan sel darah merah) yang bisa menyebabkan suplai oksigen ke otak terganggu. Kondisi ini bisa memengaruhi tingkat kecerdasan anak. Anemia juga bisa mengganggu daya tahan tubuh Si Kecil, sehingga berisiko terserang penyakit lain. Bukan hanya itu, cacingan juga bisa menyebabkan radang paru, gangguan hati, bahkan penyumbatan usus.
Cara Mencegah Cacingan pada Anak
Agar balita Anda terhindar dari cacingan, lakukan hal-hal berikut ini, Moms!
⢠Biasakan hidup bersih, seperti mencuci tangan setelah bermain serta sebelum dan sesudah makan dengan air bersih dan sabun. Cuci tangan hingga benar-benar bersih sampai di sela-sela jari serta kuku. Biasakan pula balita mencuci kaki setelah bermain, bepergian, dan sebelum tidur.
⢠Gunakan sandal atau sepatu saat bermain di luar, terutama ketika berjalan di tanah. Ketika sampai di rumah dan melepas sepatu, tetap biasakan untuk mencuci kaki dengan bersih hingga ke sela-sela jari dan kuku.
⢠Jaga kebersihan kuku tangan dan kaki.
⢠Cuci bahan makanan dengan air bersih yang mengalir dan tutup makanan di atas meja agar tak dihinggapi lalat. Lalat juga bisa membawa telur-telur cacing.
⢠Hindari jajan atau membeli makanan di tempat sembarangan. Kita tak pernah tahu bagaimana kebersihan makanan atau minuman yang dijajakan, dan apakah peralatan yang dipakai dicuci dengan bersih. (M&B/SW/Dok. Freepik)