Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bisa memberikan ASI dengan lancar dan optimal buat buah hati merupakan dambaan setiap ibu menyusui. Meskipun begitu, kondisi menyusui Si Kecil tidak selalu berjalan dengan mulus. Pada situasi tertentu, bisa jadi Moms akan mengalami produksi ASI menurun dan ASI yang keluar terlalu sedikit. Hal ini tentu saja bisa membuat Anda cemas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, tidak sedikit Moms yang mengonsumsi obat-obatan atau suplemen pelancar ASI. Ya, minum obat atau suplemen pelancar ASI tak jarang menjadi jalan pintas agar produksi ASI melimpah. Namun pertanyaannya, amankah ibu menyusui minum obat pelancar ASI?
Hanya 5-15% ibu mengalami gangguan produksi ASI
Menurut dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A, IBCLC, dokter spesialis anak dan konsultan laktasi, masalah ASI kurang yang sering dikeluhkan para ibu menyusui memiliki beragam kemungkinan penyebab. Ada ibu yang merasa produksi ASI-nya sedikit, padahal ia sanggup menghasilkan volume ASI yang mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayinya. Jadi, terkadang, kurangnya produksi ASI disebabkan oleh mispersepsi dan teknik menyusui yang kurang tepat saja.
Faktanya, para ahli laktasi memperkirakan hanya sekitar 5-15 persen ibu yang benar-benar mengalami gangguan produksi ASI yang disebabkan oleh kelainan anatomi dan fungsi kelenjar ASI, resistensi insulin, ketidakseimbangan hormon, plasenta tertinggal di dalam rahim, obesitas, dan lainnya.
Pemberian galaktagog (zat yang dapat meningkatkan produksi ASI) sendiri dapat dibenarkan secara medis. Namun, sebelum Moms mengonsumsi galaktagog, Anda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter. Ingat, Moms, penggunaan obat-obatan pelancar ASI akan lebih aman di bawah pantauan dokter.
Aturan pakai obat pelancar ASI untuk ibu menyusui
Dijelaskan oleh dr. Wiyarni, ada beberapa jenis obat-obatan yang dimanfaatkan sebagai galaktagog atau pelancar ASI, seperti domperidon dan sulpirid. Zat aktif dari obat-obatan tersebut mampu memblokade reseptor dopamin, yang apabila dikonsumsi dalam dosis tertentu akan memicu sintesis hormon prolaktin dan berguna untuk memperlancar suplai ASI.
Jika Moms ingin mengonsumsinya, Anda perlu konsultasikan dengan dokter terlebih dulu. Dokter akan menjelaskan aturan pakai galaktagog, tentunya berdasarkan pertimbangan seksama setelah mengevaluasi pasokan ASI dan efektivitas transfer ASI dari ibu ke bayi. Dokter juga wajib menyingkirkan semua kondisi yang dapat membahayakan ibu dan bayi jika akan diresepkan galaktagog. Umumnya pemberian obat-obatan pelancar ASI ini hanya diperbolehkan dalam waktu singkat, yaitu 14-21 hari saja dan dilakukan dengan pemantauan berkala.
Mengenai efek samping, dr. Wiyarni mengatakan bahwa efek samping yang perlu diwaspadai antara lain mulut kering, gangguan pencernaan, kelelahan atau mengantuk, peningkatkan tekanan darah, tremor, hingga gangguan irama jantung yang berisiko kematian mendadak. Karena itu, konseling menyusui mutlak dibutuhkan sebelum mengira solusi bagi kekurangan ASI yang Anda alami adalah dengan pemberian obat-obatan atau suplemen pelancar ASI, Moms.
Baca juga: Rekomendasi Suplemen untuk Membantu Ibu Menyusui Tetap Fit
Cara alami untuk melancarkan ASI
Meskipun obat-obatan maupun suplemen pelancar ASI banyak tersedia dan mudah didapat, ada baiknya jika Moms memakai cara alami untuk memastikan produksi ASI selalu melimpah dengan beberapa cara berikut ini:
1. Perhatikan posisi menyusui bayi Anda.
2. Berikan ASI secara konsisten pada bayi Anda. Semakin sering Si Kecil menyusu, maka semakin banyak rangsangan yang Anda dapatkan sehingga bisa memperbanyak produksi ASI.
3. Lakukan pijatan lembut pada payudara beberapa saat sebelum menyusui Si Kecil atau memompa ASI.
4. Kosongkan payudara secara rutin setelah menyusui.
5. Lakukan pola hidup sehat dengan konsumsi makan bergizi seimbang, rutin berolahraga, cukup istirahat, dan kelola stres dengan baik.(M&B/SW/Foto: Freepik)