Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pusing atau sakit kepala merupakan salah satu keluhan kesehatan yang umum dialami. Keluhan ini pun bisa dialami kapan saja dalam kondisi yang cukup beragam, bahkan bisa muncul setelah selesai berhubungan intim.
Pusing setelah berhubungan seks, terutama setelah mengalami orgasme, juga sering disebut sebagai coital cephalagia,termasuk kondisi yang jarang terjadi. Meski sering kali tidak membahayakan, ada beberapa hal yang perlu dicermati jika Moms atau Dads mengalaminya. Untuk itu, yuk simak penjelasannya berikut!
Tiga Jenis Sakit Kepala Akibat Seks
Ada beberapa jenis sakit kepala yang bisa terjadi, baik sebelum dan sesudah melakukan hubungan intim. Mengutip Healthline, jenis pertama adalah rasa sakit yang tumpul pada kepala dan leher yang semakin terasa sakit seiring dengan meningkatnya gairah seksual Anda. Sedangkan jenis yang kedua, pusing terjadi akibat orgasme (orgasm headache) dengan gejala sakit kepala yang muncul tiba-tiba dan terasa berdenyut sebelum atau selama Anda mengalami orgasme.
Loyola University Medical Centre kemudian menambahkan jenis sakit kepala yang ketiga akibat hubungan seks, yakni sakit kepala yang muncul setelah berhubungan seks, dapat terasa semakin parah ketika berdiri, dan terasa lebih ringan ketika tiduran.
Beberapa orang dapat mengalami kombinasi jenis sakit kepala tersebut. Biasanya pusing akibat hubungan intim bertahan selama beberapa menit, tetapi pada beberapa orang pusing bisa terjadi selama beberapa jam.
Penyebab Umum Sakit Kepala Akibat Seks
Sakit kepala akibat berhubungan seksual dapat terjadi kapan saja, baik sebelum, selama, dan sesudah bercinta. Selain itu, ada beberapa orang yang sering mengalaminya dan ada pula yang hanya mengalaminya sesekali. Untungnya, meski dapat terasa sangat menyakitkan dan membuat hubungan seksual terasa tak nyaman, sakit kepala ini umumnya tidak berbahaya.
Pusing yang tiba-tiba muncul atau muncul secara perlahan selama berhubungan seks bisa saja merupakan pusing biasa yang tidak disebabkan oleh kondisi apa pun. Adapun faktor risiko pusing akibat seks yakni berjenis kelamin laki-laki dan memiliki riwayat migrain.
Melansir Mayo Clinic, ada beberapa hal yang sering dikaitkan dengan munculnya pusing akibat hubungan seks, antara lain:
⢠Perluasan atau terdapatnya gelembung pada dinding pembuluh darah arteri kepala.
⢠Koneksi abnormal antara arteri dan vena di otak (arteriovenous malformation) sehingga muncul perdarahan di dalam ruang berisi cairan tulang belakang di dalam dan sekitar otak.
⢠Perdarahan dinding arteri otak.
⢠Stroke.
⢠Penyakit arteri koroner.
⢠Penggunaan medikasi tertentu, seperti pil KB.
⢠Inflamasi akibat infeksi tertentu.
Segera hubungi dokter bila pusing tidak hilang setelah lebih dari 24 jam, diikuti dengan pingsan, lemah otot, kejang, muntah, serta tegang leher karena cenderung disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Tindakan penanganan atau pencegahan disesuaikan dengan penyebab. Untuk itu, berkonsultasi dengan dokter merupakan cara tepat untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)