Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Di dalam pernikahan, perselingkuhan menjadi kata yang tabu, baik untuk diucapkan maupun dipraktikkan. Perselingkuhan bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi bagi siapa pun dan merupakan salah satu tantangan terbesar dalam kehidupan berumah tangga.
Saat peristiwa ini terjadi, hal yang tak mungkin terelakkan adalah mencari sosok yang bersalah dan bertanggung jawab. Kita biasanya akan dengan mudah menunjuk pelakor atau perebut laki orang sebagai sosok yang berhak dihakimi. Pada kasus lainnya, sang suami juga turut menjadi objek cemooh dan kutukan. Namun pada kasus lain, malah sang istri yang digadang sebagai sumber masalah.
Siapa yang Sebenarnya Bersalah Jika Perselingkuhan Terjadi?
Lalu, siapa yang sebenarnya bersalah jika perselingkuhan terjadi? Yang perlu dipahami pertama adalah kita tidak benar-benar tahu masalah apa yang terjadi dan menyebabkan perselingkuhan dialami oleh sebuah pasangan. Maka jika Moms mengalami peristiwa naas ini, hal pertama yang harus Anda cari dan ketahui adalah penyebab atau akar masalah mengapa hal ini bisa terjadi.
Wulan Ayu Ramadhani, M.Psi., psikolog klinis dewasa sekaligus founder @twitpranikah dan Pranikah.org, menyatakan bahwa ketidakpuasan dalam pernikahan sering kali menjadi penyebab seseorang berselingkuh.
"Tapi kalau ditelusuri lebih dalam, biasanya ada masalah tersendiri dalam indivu dan hubungan. Misalnya, ia punya kebutuhan perhatian yang cukup besar namun ia merasa pasangannya tidak dapat memenuhi hal tersebut. Nah, kalau sudah seperti ini, ia akan merasa perselingkuhan bisa menjadi solusi," kata Wulan.
Karena itu, alangkah baiknya daripada langsung mencari siapa yang bersalah, Anda menarik diri dahulu untuk memproses seluruh peristiwa ini dengan kepala dingin. "Biasanya korban perselingkuhan pasti langsung emosi, langsung marah ke pasangan. Namun ada juga yang denial. Jadi yang harus dilakukan adalah menenangkan diri sendiri, bukan mengonfrontasi atau mengonfirmasi ke pasangan," kata Wulan.
Setelah mengenali penyebabnya, barulah Anda mengetahui bahwa perselingkuhan ternyata tidak sesederhana menyalahkan pelakor, suami, atau bahkan diri sendiri. Memang, suami yang berselingkuh sudah menghiraukan komitmen pernikahan, pelakor hadir menggoda di momen yang tepat, dan terkadang Anda tak peka terhadap masalah di dalam hubungan Anda. Akan tetapi, dasar penyebab terjadinya perselingkuhan sebenarnya adalah sosok yang lebih bersalah daripada Anda bertiga.
Berdiskusi dengan tenang dan intropeksi masing-masing pihak akan lebih bisa membantu proses penyelesaian masalah dibandingkan dengan mencari sosok yang bersalah. Karena jika terburu-buru mengambil keputusan, baik bercerai atau memaksa pasangan untuk memutuskan perselingkuhannya, bisa saja Anda dan pasangan mengambil keputusan yang salah dan Anda berdua akan menyesalinya di kemudian hari.
Bisa dibilang, Anda, pasangan, dan pelakor adalah pemeran utama dalam peristiwa ini, sehingga masing-masing memiliki andilnya tersendiri dalam menyebabkan hal ini terjadi. Tapi mengetahui siapa yang bersalah tidak benar-benar lebih penting dibandingkan dengan mengetahui apa yang menyebabkan perselingkuhan terjadi.
Jadi ketika Anda mengalaminya, Anda bisa langsung berfokus mencari penyebab masalah ini. Jangan ragu untuk minta bantuan para ahli atau konselor pernikahan untuk mendampingi proses penyelesaian masalah. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)