Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Orgasme merupakan puncak seksual yang dialami pasangan saat bercinta. Orgasme seharusnya menjadi sensasi yang indah. Tapi mengapa ada orang yang justru mengalami kram setelah orgasme?
Dalam dunia medis, kram yang muncul setelah orgasme disebut dispareunia. Pada kondisi ini, kram bisa muncul sesaat setelah orgasme dan bertahan hingga beberapa jam setelahnya. Rasa kram bisa terjadi di perut atau area panggul dan menyerupai kram saat menstruasi.
Apa Penyebabnya?
Sebelumnya, Anda perlu tahu bahwa berhubungan seks secara teknis mirip dengan berolahraga. Saat sedang berhubungan seksual, sebagian besar otot di tubuh aktif dan menegang, khususnya di bagian panggul dan perut. Kondisi otot yang menegang atau kontraksi otot inilah yang kerap memicu terjadinya kram setelah berhubungan seks.
Namun penyebab kram bukan hanya itu. Beberapa kondisi berikut ini juga bisa menjadi pemicu terjadinya dispareunia:
1. Radang Panggul
Radang panggul adalah infeksi yang terjadi pada organ reproduksi wanita bagian atas, termasuk rahim, tuba falopi, dan ovarium. Gejala yang ditimbulkan penyakit ini antara lain adalah:
⢠Nyeri di daerah panggul atau perut bagian bawah
⢠Rasa sakit di daerah panggul saat berhubungan intim
⢠Perdarahan di vagina setelah berhubungan intim
⢠Nyeri saat buang air kecil
⢠Darah haid yang keluar lebih banyak dan disertai nyeri
⢠Keluar lendir berwarna kuning atau hijau dari vagina.
2. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim. Jaringan yang disebut endometrium ini dapat tumbuh di indung telur, tuba falopi (saluran telur), dan vagina. Gejala endometriosis berupa nyeri atau kram perut, dan pendarahan berat saat menstruasi. Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini berisiko menyebabkan kemandulan.
3. Fibroid
Fibroid adalah tumor jinak yang tumbuh dan berkembang di dalam rahim atau dinding otot rahim. Penderita fibroid dapat merasakan gejala berupa menstruasi yang berlebihan disertai nyeri, kram perut, nyeri punggung bagian bawah, sering buang air kecil, sembelit, hingga nyeri saat berhubungan intim.
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih adalah penyakit infeksi yang menyerang kandung kemih. Penyakit ini dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti nyeri saat buang air kecil dan saat berhubungan intim, demam, serta sering buang air kecil.
5. Penetrasi Terlalu Dalam
Pada wanita, penetrasi penis yang terlalu dalam juga bisa menyebabkan iritasi dan kram perut. Cedera atau infeksi pada serviks bisa mengakibatkan perut kram setelah berhubungan seks.
6. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Kram perut dapat terjadi hingga beberapa minggu setelah pemasangan IUD atau KB spiral. Biasanya, kram akan semakin terasa saat Anda berhubungan seks. Segera berkonsultasi dengan dokter jika kram tak kunjung hilang.
7. Kehamilan
Saat usia kehamilan memasuki trimester ketiga, Anda mungkin akan lebih sering mengalami kram perut setelah berhubungan seks. Pasalnya, orgasme yang terjadi bisa memicu kontraksi di dalam rahim. Namun jangan khawatir, karena pada umumnya kondisi ini tidak berbahaya. Anda hanya perlu beristirahat selama beberapa menit hingga kram hilang. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)