FAMILY & LIFESTYLE

Ini Beda Diare dan Disentri yang Perlu Anda Ketahui


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sama-sama memiliki gejala sakit perut serta sering buang air besar, banyak orang mengira diare dan disentri merupakan penyakit yang sama. Namun sesungguhnya, keduanya merupakan kondisi klinis berbeda. Ini perbedaan diare dan disentri yang perlu Anda tahu.

Penyebabnya

Diare merupakan masalah kesehatan yang umum dialami setiap orang. Penyebab diare biasanya adalah konsumsi makanan yang tidak higienis atau intoleransi terhadap jenis makanan tertentu, misalnya makanan yang terlalu pedas. Pada umumnya, diare lebih mudah diobati dan durasinya pendek.

Namun Anda perlu waspada apabila diare berlangsung lama atau berminggu-minggu. Kondisi ini bisa menjadi indikasi Anda mengalami masalah kesehatan lain yang lebih serius, seperti iritasi usus besar atau penyakit radang usus.

Nah, disentri adalah peradangan usus besar yang ditandai dengan diare berkepanjangan. Peradangan ini umumnya disebabkan oleh bakteri Shigella, Salmonella, Escherichia Coli, dan Campylobacter. Diare yang disebabkan penyakit disentri berbeda dengan diare biasa jika melihat gejalanya.

Beda Gejala

Pada umumnya, diare biasa ditandai dengan feses yang encer, sakit perut, kram perut, mual, kembung, dan keinginan buang air besar yang sangat mendesak. Dan ketika cairan dalam tubuh berkurang secara drastis, Anda akan mengalami demam saat diare. Pada serangan diare yang sedikit parah biasanya ditandai dengan munculnya darah atau lendir pada tinja.

Sementara itu, gejala disentri pada umumnya baru muncul 1-3 hari setelah terinfeksi. Pada beberapa orang, gejala bisa muncul lebih lama atau bahkan tidak mengalami gejala apa pun tergantung pada jenis disentri yang dialami. Setiap jenis disentri memiliki gejala yang sedikit berbeda. Pada disentri basiler, gejalanya berupa diare, kram perut, demam, mual, muntah, dan adanya darah serta lendir pada feses.

Sedangkan disentri yang disebabkan oleh amuba biasanya tidak memperlihatkan gejala atau muncul 2-4 hari setelah terinfeksi. Gejalanya mirip diare biasa, tapi disertai penurunan berat badan. Dan pada disentri amuba, terkadang penderita juga mengalami masalah yang lebih serius seperti abses hati, yaitu terkumpulnya nanah di hati. Gejalanya meliputi mual, muntah, demam, nyeri di perut bagian kanan atas, penurunan berat badan, dan hati yang bengkak.

Pengobatan

Sebagian besar kasus diare dapat sembuh dalam beberapa hari tanpa memerlukan pengobatan khusus. Biasanya, penderita hanya perlu menerapkan beberapa hal berikut ini guna meredakan gejalanya.

• Meningkatkan konsumsi cairan.

• Mengonsumsi makanan yang tepat, seperti makanan yang lunak. Selain itu juga menghindari makanan berserat atau berbumbu terlalu tajam.

Kasus disentri karena infeksi ringan biasanya juga bisa sembuh sendiri dalam beberapa hari dengan beristirahat yang cukup dan menjaga asupan cairan. Apabila Anda mengalami disentri yang cukup berat, segera periksa ke dokter. Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik sebagai penanganannya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)