TOODLER

Begini Cara agar Balita Terbuka dengan Orang Tuanya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Tentu sedih rasanya jika mendapati Si Kecil tampak lesu dan tak mau bercerita apa-apa, padahal baru saja setengah jam yang lalu Anda bermain dan bercanda dengannya. Selain sedih, Moms mungkin juga bingung dan kehabisan akal bagaimana membuatnya agar mau bercerita, terutama jika Si Kecil termasuk anak yang tertutup. Nah, untuk itu Moms bisa coba beberapa cara berikut untuk mendorong Si Kecil menjadi terbuka kepada Anda. Simak penjelasannya berikut ini ya, Moms!

Kenali Kebutuhannya

Sebenarnya sikap keterbukaan bisa ditanamkan sejak Si Kecil masih bayi, lho. Melansir Today's Parent, Julie Romanowski, pakar perawatan anak di Vancouver, menyatakan bahwa keahlian berkomunikasi yang baik bisa dibentuk sejak bayi dan balita. Caranya, tunjukkan bahwa Moms hadir dan mampu diandalkan untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti menggendongnya saat Si Kecil menangis, atau mengganti popoknya ketika ia mulai terlihat tak nyaman dan risih.

Tanyakan dengan Spesifik

Dengan kemampuan berbahasa yang masih terbatas, menjelaskan apa yang ia alami mungkin masih merupakan hal yang sulit untuk dilakukan Si Kecil. Untuk itu, dibandingkan dengan bertanya "Bagaimana pengalamanmu di sekolah?", lebih baik Moms tanya secara spesifik "Saat di sekolah, kamu lebih suka saat snack time atau play time?" untuk memancingnya bercerita lebih dalam tentang pengalamannya.

Perhatikan Perilaku

Menurut Julie, jika ingin mengetahui perasaan Si Kecil, maka lebih baik Moms memperhatikan perilaku Si Kecil dan bertanya akan hal itu, dibandingkan dengan bertanya secara detail. Moms bisa cobakatakan, "Tadi Mama lihat kamu agak sedih setelah pulang dari sekolah. Apa yang terjadi?" Dengan begini Si Kecil merasa bahwa Anda peka dan selalu hadir pada saat ia membutuhkan.

Jangan Berlebihan

Jika Si Kecil akhirnya menceritakan masalahnya, tentu Moms perlu menunjukkan respons yang penuh perhatian, tapi jangan sampai berlebihan. Jennifer Kolari, terapis dan penulis buku Connected Parenting: How to Raise a Great Kid, menyakatan, "Anak-anak akan diam jika reaksi kita berlebihan."

Reaksi yang berlebihan akan membuat Si Kecil mengurungkan niatnya bercerita, karena berpikir masalah yang ia rasakan dapat membuat Anda marah atau sangat sedih. Respons kisahnya dengan emosi yang sebenar-benarnya. Moms bisa coba katakan, "Masa, sih? Reno benar-benar melakukan hal itu pada Rafi?" atau "Mama senang dengar apa yang kamu katakan ke Lisa, Mama juga ikut tersentuh."

Buat Momen Intim

Saat Moms menjemput Si Kecil dari playdate atau sekolah, Moms mungkin sangat penasaran dengan pengalamannya. Tapi dibandingkan dengan menanyakan 100 hal di detik awal Anda menjemputnya, lebih baik Moms habiskan beberapa menit untuk reconnect bersama Si Kecil dengan sekadar menunjukkan kehadiran Anda.

"Jika Anda mengatakan hal sederhana seperti, 'Mama kangen, deh. Sini mama bawain tas kamu,' maka Si Kecil akan berpikir bahwa ibunya mendukungnya dan ia akan mulai membuka diri," tutur Julie.

Mulai dengan Cerita Sendiri

Moms juga bisa bercerita tentang pengalaman Moms pada hari itu untuk mendorong terciptanya sebuah komunikasi yang terbuka dan dua arah. Selain membuat perbincangan terdengar tak seperti interogasi, trik ini juga mengajarkan Si Kecil bahwa setiap orang memiliki hari baik dan buruk dan memupuk rasa percayanya terhadap Anda.

Tunjukkan Sikap yang Tepat

Mungkin kisah tentang teman yang suka bermain dengan kumbang bukanlah hal yang menarik bagi orang dewasa, tapi jangan sampai Moms menunjukkan sikap tidak tertarik saat mendengarkannya. Jika Moms menghiraukan atau tidak menunjukkan perhatian pada hal-hal kecil yang anak Anda bahas, maka Anda bisa saja kehilangan kesempatan untuk menunjukkan bahwa Moms adalah sosok yang bisa diandalkan kapan pun oleh Si Kecil. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)