Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pertambahan berat dan tinggi badan Si Kecil menjadi satu faktor yang sering diperhatikan orang tua sebagai indikator tumbuh kembang anak yang baik. Karena itu, banyak orang tua yang cemas saat melihat tubuh anaknya yang kurus, karena banyak yang masih beranggapan bahwa tubuh kurus berkaitan dengan kekurangan gizi.
Padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar lho, Moms. Para ahli gizi berpendapat bahwa berat badan seorang anak tidak selalu merupakan pertanda jelas ia memiliki kesehatan yang baik atau buruk.
Jadi bisa dikatakan bahwa tidak semua anak kurus mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya, anak gemuk pun bisa mengalami kekurangan gizi. Pasalnya, bisa jadi ia gemuk karena kebanyakan mengonsumsi kalori namun kebutuhan nutrisi lainnya tidak terpenuhi dengan baik. Karena itu, berat badan bukan merupakan jaminan seorang anak mengalami cukup atau kurang gizi.
Baca juga: Anak Anda Terlalu Kurus? Mungkin Ini Penyebabnya, Moms
Faktor yang Membuat Anak Kurus
Melansir laman Good Doctor, ada 3 faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak dan membuatnya kurus, yakni:
1. Genetik. Mungkin saja Si Kecil bertubuh kurus karena faktor genetik alias menurun dari orang tuanya.
2. Aktivitas fisik. Aktivitas yang tidak seimbang dengan asupan juga memengaruhi tubuh anak.
3. Masalah kesehatan dan hormonal. Masalah penyerapan nutrisi juga bisa membuat anak terlihat kurus walaupun sudah mengonsumsi makanan bergizi.
Agar Moms tidak khawatir melihat Si Kecil yang kurus dibandingkan teman-temannya, berikut ini cara yang bisa Anda ketahui untuk membedakan anak yang kurus namun sehat dengan anak yang kurus dan kurang gizi.
Tanda Anak Kurus dan Kurang Gizi
Ukuran tubuh bukan satu-satunya penentu anak kurang gizi. Walaupun bertubuh kurus, anak bisa dikategorikan sehat jika ia memperlihatkan tanda-tanda seperti tubuh kurus, namun berat badannya stabil; tetap penuh energi, bersemangat, lincah, dan ceria saat beraktivitas; memiliki daya tahan tubuh yang bagus; tidak mudah merasa lelah; dan tidak gampang emosi atau rewel.
Berbeda dengan anak yang kurus dan mengalami kurang gizi. Anak kurus karena kurang gizi cenderung mengalami penurunan berat badan secara terus-menerus. Menurut United Kingdom National Health Service, anak dapat disebut kurang gizi jika ia mengalami penurunan 5-10% berat badan mereka dalam waktu tiga sampai enam bulan.
Selain itu, anak kurus karena kurang gizi juga cenderung menampakkan tanda-tanda seperti nafsu makan berkurang, daya tahan tubuh lemah, mudah lelah, gampang emosi, sering sakit, serta butuh waktu lama untuk sembuh dari sakit, luka, atau infeksi.
Panduan Berat dan Tinggi Badan Anak
Untuk memastikan apakah balita Anda memang kurus atau tidak, Moms perlu mengukur berat badan Si Kecil, dan kemudian bandingkan dengan tabel dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berikut ini:
Berat Badan Ideal Anak Usia 1-5 tahun
⢠Anak usia 1 tahun: anak perempuan 7-11,5 kg; anak laki-laki 7,7-12 kg
⢠Anak usia 2 tahun: anak perempuan 9-14,8 kg; anak laki-laki 9,7-15,3 kg
⢠Anak usia 3 tahun: anak perempuan 10,8-18,1 kg; anak laki-laki 11,3-18,3 kg
⢠Anak usia 4 tahun: anak perempuan 12,3-21,5 kg; anak laki-laki 12,7-21,2 kg
⢠Anak usia 5 tahun: anak perempuan 13,7-24,9 kg; anak laki-laki 13,7-24,2 kg
Jika berat badan Si Kecil kurang dari rentang berat badan ideal anak seusianya, maka ia perlu asupan makan yang lebih banyak lagi untuk menambah berat badannya. Sedangkan kalau berat badan Si Kecil lebih dari rentang tersebut, berarti ia termasuk kelebihan berat badan.
Jika Moms ingin memastikan apakah balita Anda mengalami kekurangan gizi atau tidak, periksakan Si Kecil ke dokter anak atau ahli gizi. Jika diperlukan, anak bisa menjalani tes darah untuk mendapatkan hasil akurat. (M&B/SW/Dok. Freepik)