Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Katarak, Moms mungkin sudah sering mendengar nama penyakit yang bisa memengaruhi penglihatan tersebut. Ya, katarak merupakan suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan.
Kondisi tersebut membuat cahaya sulit masuk sehingga penglihatan menjadi kabur. Jika katarak besar dan padat, cahaya akan semakin sulit masuk. Alhasil kemampuan seseorang untuk melihat pun berkurang atau bahkan hilang. Katarak bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata.
Selama ini, Moms mungkin menganggap katarak sebagai penyakit orang dewasa, khususnya orang lanjut usia. Namun sesungguhnya katarak juga bisa terjadi pada bayi.
Penyebab Katarak pada Bayi
Dalam beberapa kasus, katarak pada bayi tidak diketahui penyebabnya. Akan tetapi, umumnya katarak pada bayi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
1. Katarak Kongenital
Sebagian besar kasus katarak kongenital pada bayi disebabkan oleh faktor genetik atau turunan dari orang tua kepada anak. Hal ini bisa mengakibatkan pembentukan lensa mata pada bayi tidak berkembang dengan baik. Katarak juga bisa disebabkan oleh adanya kelainan kromosom, seperti Down syndrome.
Katarak kongenital juga bisa disebabkan oleh infeksi yang menyerang ibu selama masa kehamilan. Infeksi yang paling berisiko menyebabkan katarak pada bayi sejak lahir, antara lain adalah campak Jerman (rubella), toksoplasmosis, cytomegalovirus (CMV), cacar air, dan virus herpes simpleks.
2. Katarak Dapatan
Katarak dapatan pada bayi biasanya disebabkan oleh kondisi kesehatan bayi itu sendiri. Penyebab katarak jenis ini antara lain adalah diabetes galaktosemia (kondisi ketika tubuh tidak dapat memecah galaktosa) atau cedera pada mata. Namun kasus katarak dapatan jarang terjadi.
Gejala Katarak pada Bayi
Katarak pada bayi memiliki beberapa gejala, antara lain:
⢠Adanya bintik putih atau abu-abu yang berbayang pada bagian pupil mata (bagian hitam pada mata).
⢠Gerakan mata yang tidak terkontrol atau dikenal dengan sebutan nistagmus.
⢠Bola mata bergerak ke arah berbeda atau juling.
⢠Bayi seperti tidak sadar pada kondisi lingkungan sekitar, terutama jika katarak terjadi pada kedua matanya.
Moms perlu membawa Si Kecil ke dokter jika menunjukkan gejala-gejala tersebut. Biasanya bayi akan menjalani pemeriksaan mata menyeluruh oleh dokter mata dan pemeriksaan untuk memastikan ada tidaknya kelainan bawaan yang menyebabkan katarak pada bayi.
Perawatan Bayi Katarak
Katarak pada bayi yang termasuk kategori ringan dan tak memengaruhi penglihatan, tidak memerlukan penanganan khusus. Akan tetapi katarak yang mengganggu penglihatan pada umumnya memerlukan operasi katarak yang baru bisa dilakukan setidaknya ketika bayi berusia 3 bulan.
Setelah menjalani operasi, dokter tetap harus melakukan pemeriksaan rutin guna memantau penglihatan bayi sekaligus melakukan penyesuaian ukuran lensa kacamata atau lensa kontak.
Katarak pada bayi memang tidak membahayakan atau mengancam nyawa. Akan tetapi permasalahan yang satu ini perlu ditangani sejak dini karena kesulitan penglihatan bisa mengganggu kualitas hidup Si Kecil serta memengaruhi proses tumbuh dan kembangnya. Guna mengantisipasi adanya masalah pada penglihatan Si Kecil, Moms disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata pada bayi saat baru lahir atau pada usia 6-8 minggu. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)