BUMP TO BIRTH

Jenis-jenis Infeksi yang Biasa Menyerang Ibu Hamil


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Masa kehamilan kerap dianggap sebagai masa yang rentan bagi Moms untuk terserang berbagai macam penyakit atau infeksi. Pasalnya selama periode kehamilan, tubuh ibu hamil mengalami banyak perubahan sehingga berisiko menurunkan daya tahannya. Nah, berikut ini adalah sejumlah infeksi yang biasa menyerang Moms di masa kehamilan.

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Perubahan hormon pada masa kehamilan memicu terjadinya perubahan pada saluran kemih dan membuat ibu hamil menjadi lebih rentan terkena infeksi. Hal ini yang membuat Moms lebih mudah terserang ISK kala hamil. Sebagai catatan, ISK terjadi ketika bakteri menyerang sistem saluran kemih yang terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.

ISK dibagi menjadi dua macam, yaitu ISK bawah dan ISK atas. ISK bawah merupakan infeksi yang terjadi pada uretra dan kandung kemih, ditandai dengan gejala rasa ingin selalu buang air kecil, nyeri atau perih saat buang air kecil, warna urine yang keruh, serta bau urine yang menyengat.

Sedangkan ISK atas merupakan infeksi yang terjadi pada ureter dan ginjal, dengan gejala nyeri pada bagian selangkangan, mual, dan demam. ISK merupakan infeksi yang perlu segera mendapat penanganan dokter. Jika dibiarkan, ISK pada kehamilan dapat menimbulkan infeksi pada ginjal dan meningkatkan risiko kelahiran prematur.

2. Vaginosis Bakteri

Vaginosis bakteri atau Bacterial Vaginosis (BV) terjadi karena terganggunya keseimbangan biota bakteri di vagina. BV memang tidak menimbulkan rasa sakit maupun gatal. Akan tetapi, BV bisa menyebabkan keputihan dan membuat vagina mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Pada umumnya, BV tidak berbahaya. Namun jika dialami oleh ibu yang tengah hamil, infeksi jenis ini bisa menimbulkan komplikasi pada kehamilan, mulai dari kelahiran prematur hingga keguguran. Meski persentase komplikasi kelahiran tersebut tidak besar, tapi Moms perlu waspada ketika vagina mengeluarkan cairan dalam jumlah banyak dan baunya tidak sedap. Segera periksakan ke dokter agar masalah Anda bisa segera ditangani.

3. Infeksi Jamur

Infeksi jamur vaginitis muncul ketika kondisi alami vagina terganggu oleh faktor internal atau eksternal sehingga memicu pertumbuhan jamur secara berlebihan. Infeksi jamur sering terjadi pada ibu hamil karena adanya perubahan hormon yang berdampak pada kondisi vagina.

Seperti halnya BV, Moms yang terkena infeksi jamur biasanya akan mengalami keputihan. Akan tetapi pada infeksi jamur, keputihan dibarengi dengan rasa gatal pada organ intim. Pada umumnya, kondisi semacam ini bisa diatasi dengan krim antijamur. Selain itu, ada pula antijamur jenis suppositoria yang dimasukkan ke dalam vagina.

4. Toksoplasmosis

Toksoplasmosis yang disebabkan oleh infeksi toksoplasma. Parasit ini biasanya ditularkan dari kotoran hewan peliharaan, terutama kucing. Wanita yang sudah pernah terpapar toksoplasma sebelum hamil telah membentuk antibodi guna melawan parasit tersebut.

Infeksi toksoplasma saat hamil sangat berbahaya bagi janin. Moms perlu segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapat penanganan karena infeksi ini bisa menyebabkan kebutaan, katarak kongenital, dan kerusakan pada otak bayi. Guna mencegah terjadinya infeksi toksoplasma, Moms perlu menghindari kontak dengan kotoran hewan saat hamil. Selain itu, pastikan makanan yang Anda konsumsi telah dimasak hingga matang.

5. Infeksi Streptococcus Grup B (SGB)

Sebagian orang memiliki bakteri Streptococcus Grup B (SGB) dalam tubuhnya. Pada umumnya, bakteri ini tidak berbahaya dan tidak menimbulkan penyakit. Namun dalam sejumlah kasus, SGB dapat menyebabkan infeksi pada bayi sebelum atau pada saat persalinan berlangsung.

Jika pada persalinan sebelumnya bayi Anda terkena SGB, maka dokter akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi antibiotik guna mencegah bayi kembali mengalami infeksi yang sama. Tindakan yang sama juga perlu dilakukan apabila ibu hamil menderita infeksi kandung kemih oleh SGB.

Perlu diketahui, bayi memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi SGB jika ibu hamil mengalami demam selama proses persalinan, melahirkan prematur, atau air ketuban pecah sebelum waktunya.

6. Rubella

Rubella atau yang biasa disebut campak Jerman sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin, khususnya jika terjadi pada awal kehamilan atau trimester pertama. Moms yang terkena rubella kala mengandung, berisiko mengalami keguguran.

Selain itu, rubella juga dapat mengganggu perkembangan berbagai organ dan bagian tubuh bayi yang berada dalam rahim. Kelainan yang mungkin dialami janin, antara lain ruam kulit, katarak, kerusakan jantung, kelainan intelektual, tuli, kerusakan hati, serta kerusakan limpa.

Rubella bisa dihindari dengan melakukan imunisasi MR (Measles-Rubella) ketka Anda merencanakan kehamilan. Tapi pastikan, pemberian vaksin MR paling tidak 4 minggu sebelum terjadinya kehamilan dan tak boleh diberikan ketika Moms sudah mulai mengandung. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)