Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sejak dinyatakan positif hamil, Moms tentu akan dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan kehamilan Anda guna mencegah masalah komplikasi. Keguguran dan kelahiran bayi prematur merupakan hal yang paling dihindari ibu hamil. Berbagai cara dilakukan untuk mencegah hal tersebut, salah satunya dengan mengonsumsi obat penguat kandungan.
Pada dasarnya, obat penguat kandungan bekerja serupa dengan hormon progesteron. Tugas utama dari hormon ini adalah untuk mempersiapkan tubuh melalui masa kehamilan. Hormon progesteron berperan sangat penting di minggu-minggu awal kehamilan.
Fungsi hormon progesteron sendiri pada ibu hamil adalah untuk menjaga otot rahim tetap relaks dan menjaga ketebalan dinding rahim selama janin berkembang. Jadi, jika dokter memberi Moms obat penguat kandungan, maksudnya adalah untuk memperkuat kondisi rahim Anda dengan mempertebal dinding dan merelaksasikan otot rahim.
Umumnya, obat penguat kandungan diberikan pada ibu hamil di trimester awal. Itu pun jika bumil mengalami perdarahan atau kontraksi, karena fungsi plasenta yang belum sempurna. Pemberian obat penguat kandungan diharapkan dapat mencegah terjadinya perdarahan atau kontraksi yang berlanjut.
Siapa saja yang Perlu Mengonsumsi Obat Penguat Kandungan?
Melansir laman KlikDokter, obat penguat kandungan umumnya diberikan pada ibu hamil yang tergolong berisiko tinggi, seperti:
⢠Memiliki riwayat keguguran atau riwayat persalinan prematur
⢠Hamil kembar
⢠Hamil kembali dengan jarak kurang dari 12 bulan setelah melahirkan
⢠Memiliki tekanan darah tinggi
⢠Dalam kondisi stres yang tinggi
⢠Merokok, mengonsumsi alkohol, atau menggunakan narkoba
⢠Mengalami masalah pada rahim, serviks, atau vagina.
Namun, jika kehamilan Moms normal dan Anda tidak mengalami masalah seperti flek, perdarahan jalan lahir, ataupun memiliki riwayat keguguran (berulang), maka Anda tidak perlu diberikan obat penguat kandungan, dan obat ini tidak dibutuhkan sama sekali pada kehamilan yang normal.
Apa Efek Samping Obat Penguat Kandungan?
Meskipun mengonsumsi obat penguat kandungan minim efek samping, bukan berarti tak ada risiko yang mesti diperhatikan, terutama bagi ibu hamil yang memang tidak benar-benar memerlukan untuk mengonsumsinya. Efek samping yang perlu diantisipasi dari obat ini adalah pembekuan darah yang dapat menghambat aliran darah dan pastinya berbahaya untuk bumil dan janin. Waspadai juga gejala seperti sesak napas, kaki bengkak dan terasa sakit, atau muncul area kemerahan pada kaki setelah menjalani terapi progesteron.
Jadi, saat dokter Anda meresepkan obat penguat kandungan, tidak perlu ragu untuk berkonsultasi hingga tuntas tentang manfaat dan risiko yang dialami dari mengonsumsi suplemen tersebut. Tanyakan juga sampai berapa lama Moms perlu mengonsumsi obat tersebut.
Pada dasarnya, obat ini hanyalah salah satu solusi untuk mencegah atau mengurangi risiko keguguran maupun persalinan prematur. Namun, di luar itu, masih banyak faktor risiko lain yang harus Anda perhatikan guna mencegah munculnya masalah komplikasi kehamilan, Moms. Karena itu, yang penting Anda harus menjaga pola hidup sehat dan rutin berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada kehamilan Anda. (M&B/SW/Dok. Freepik)