TOODLER

Waspadai Hal Berikut saat Anak Punya Teman Khayalan


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, saat Anda bermain dengan Si Kecil, pernahkah Anda diceritakan sosok temannya yang sebenarnya tidak tampak wujudnya? Atau tiba-tiba Anda diminta untuk memberikan ruang untuk temannya tersebut agar bisa duduk bersama di rumah kayu yang menjadi tempat bermainnya?

Bila ya, mungkin Anda akan merasa sedikit ketakutan saat dihadapkan pada situasi tersebut. Namun sesungguhnya saat Si Kecil memiliki teman khayalan tak ada yang perlu kita takutkan atau khawatirkan, Moms.

Percaya atau tidak, dua dari tiga anak memiliki teman khayalan pada tahap tertentu dalam kehidupannya. Seperti dilansir laman Good Housekeeping, Susan Newman, Ph.D., psikolog sosial dan penulis The Case for the Only Child: Your Essential Guide, mengatakan saat usia 2,5-3 tahun, imajinasi anak mulai berkembang, sehingga ini menjadi awal di mana anak akan bermain sandiwara atau berpura-pura, dan pada 65% anak, ini juga dibarengi hadirnya satu atau dua teman khayalan.

Teman khayalan yang dimiliki Si Kecil ini tentu tidak benar-benar nyata. Dokter Newman mengatakan kebanyakan anak juga sadar bahwa teman khayalan mereka tidak nyata. Saat anak memiliki teman khayalan, ini juga menjadi tanda bahwa imanijasinya berkembang.

Alasan Anak Memiliki Teman Khayalan

Secara alami, anak-anak sangatlah imajinatif. Saat ia memiliki teman khayalan, tentu hal ini berperan untuk melatih imajinasinya dan baik untuk kesehatan emosional maupun mental anak. Menurut Laura Markham, Ph.D., penulis buku Peaceful Parent, Happy Kids, bagi anak-anak sangat menyenangkan memiliki teman imajiner atau khayalan. Jadi saat sedang merasa kesepian ada bosan mereka tetap memiliki teman untuk diajak bermain.

Sementara Samantha Rodman, Ph.D., penulis How to Talk to Your Kids about Your Divorce, mengatakan bahwa terkadang teman khayalan bisa mengisi kekosongan yang dirasakan anak saat ia bermain dengan teman lainnya. Anak yang memiliki sedikit teman mungkin akan bisa lebih merasakannya.

"Selain itu anak yang tidak bisa memilih apa permainan yang ingin ia mainkan, dan lebih mudah dari teman lainnya, lebih bisa memilih apa yang ingin ia mainkan dengan teman khayalannya. Karena pada masa kanak-kanak, cara untuk menciptakan teman yang sempurna adalah dengan menyulapnya sesuai pikiran Anda," tambahnya.

Hal lainnya, seperti dilansir laman Raising Children Australia, anak-anak memiliki teman khayalan bisa dikarenakan teman khayalan merupakan sosok yang mendengarkan dan mendukung anak Anda, senang bermain dengan Si Kecil, dapat melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan anak Anda, spesial dan hanya menjadi milik anak Anda, serta tidak menghakimi atau mencari-cari kesalahan anak Anda.

Hal yang Harus Diwaspadai saat Anak Memiliki Teman Khayalan

Saat Si Kecil memiliki teman khayalan, atas dasar imajinasinya, mungkin teman khayalannya itu mulai meminta hal ini dan itu, entah minta makan atau bahkan merusak barang yang ada di rumah. Nah, saat permintaan atau tuntutan sudah tidak terkendali, Anda bisa menolak dan tidak menurutinya.

Tentu tidak disarankan untuk melakukan apa pun atau menuruti hal yang membuat Anda atau anggota keluarga lain kewalahan atau stres. Jangan sampai Anda membiarkan teman khayalannya mengontrol keluarga Anda.

Hal yang perlu Anda waspadai lainnya adalah saat Si Kecil lebih memilih teman khayalannya dibandingkan teman sungguhan, dan hal ini tentunya menandakan ada sesuatu yang terjadi. Dokter Markham mengatakan anak-anak yang memiliki teman khayalan cenderung suka bersosialisasi dengan anak lainnya. Namun bila anak Anda menolak kesempatan untuk bisa dekat dengan anak lainnya dan malah memilih bermain dengan teman khayalannya, Anda harus cari tahu apakah ada masalah dalam kehidupan sosial Si Kecil, apakah ia mengalami kecemasan sosial atau memiliki pengalaman di-bully oleh anak-anak lain.

Teman Khayalan Bisa Menghilang dari Kehidupan Anak

Meski memiliki teman khayalan bukan merupakan suatu hal yang harus dikhawatirkan, mungkin Moms bertanya-tanya apakah teman khayalan Si Kecil ini bisa menghilang dari kehidupannya. Jawabannya ya! Biasanya sekitar usia 7-9 tahun, teman khayalan yang dimiliki Si Kecil akan menghilang, meski pada beberapa anak, teman khayalannya tetap bertahan.

Seringkali, teman khayalan cenderung pergi sendiri ketika anak-anak menjadi lebih tertarik bermain dengan teman-teman mereka yang sebenarnya. Bahkan dalam beberapa kasus, teman khayalan tersebut tidak benar-benar pergi, tetapi anak-anak akan berhenti membicarakannya karena takut diolok-olok. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)