Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pelumas vagina atau lubricants. Anda tentu pernah mendengar istilah yang satu ini. Ya, pelumas digunakan untuk memperlancar hubungan seks agar bisa lebih dinikmati oleh pasangan suami istri. Namun kabarnya, penggunaan pelumas seks tidak baik bagi pasangan yang tengah menjalani program hamil. Benarkah begitu?
Apa Itu Pelumas Vagina?
Sebelum mengetahui jawabannya, yuk, cari tahu cara kerja pelumas vagina terlebih dahulu. Sesuai dengan namanya, pelumas vagina merupakan gel atau losion yang digunakan untuk mengurangi gesekan dan risiko luka ketika penis berpenetrasi ke dalam vagina. Dengan menggunakan pelumas ini, penetrasi bisa dilakukan dengan lebih lancar tanpa rasa sakit, baik bagi wanita maupun pria.
Perlu diketahui, wanita sesungguhnya bisa menghasilkan pelumas alami yang disebut cairan vagina. Cairan vagina ini diproduksi ketika wanita merasa bergairah dan menerima rangsangan seksual.
Namun terkadang, cairan vagina yang dihasilkan tidak cukup banyak sehingga penetrasi penis masih terasa menyakitkan. Inilah yang biasa disebut dengan kondisi vagina kering. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti proses penuaan, perubahan hormon, stres, atau efek samping penggunaan obat tertentu. Oleh sebab itu, penggunaan pelumas vagina akan sangat membantu pasangan yang mengalami kondisi tersebut.
Efek Samping Pelumas Vagina
Meski bisa meningkatkan kepuasan dalam berhubungan seks, beberapa jenis pelumas vagina ternyata memiliki efek samping. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pelumas buatan ini bisa membuat wanita sulit untuk hamil.
Studi yang dilakukan oleh American Society for Reproductive Medicine membuktikan bahwa pelumas tertentu bisa menghentikan atau memperlambat laju sel sperma menuju sel telur, dan merusak DNA sel sperma laki-laki. Pasalnya tidak seperti cairan vagina alami yang diproduksi wanita, tingkat keasaman (pH) pelumas vagina yang diproduksi pabrik lebih tinggi. Karena keasaman ini, kualitas sel sperma pun akan menurun.
Efeknya, sel sperma mungkin tidak akan bisa mencapai rahim dan membuahi sel telur. Bahkan beberapa produk pelumas wanita memiliki kadar keasaman yang begitu tinggi hingga bisa langsung membunuh sel sperma.
Selain itu, pelumas wanita yang bisa Anda beli di apotek atau supermarket ini juga memiliki tekstur yang lebih kental dan pekat dibandingkan cairan vagina alami. Ketika dioleskan pada area di sekitar vagina, pelumas ini justru akan menghalangi sel sperma masuk ke dalam vagina dan melakukan pembuahan.
Dan karena mengandung air, besar kemungkinan air mani pria yang mengandung sel sperma akan tercampur dengan kandungan air tersebut. Alhasil, kualitas sperma pun akan menurun.
Cari Alternatif
Klaim soal penggunaan pelumas memang masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Namun bagi pasangan yang tengah merencanakan kehamilan, tak ada salahnya untuk mencari cara alternatif agar hubungan seks bisa dinikmati oleh kedua belah pihak. Salah satunya adalah dengan melakukan foreplay lebih lama.
Anda tidak perlu terburu-buru melakukan penetrasi. Tunggu hingga wanita benar-benar terangsang sehingga cairan vagina yang dihasilkan cukup untuk melancarkan penetrasi. Cara lain adalah dengan menggunakan sex toys atau bahkan mencoba posisi seks baru agar wanita bisa lebih mudah terangsang.
Jika memang membutuhkan pelumas, Anda bisa menggunakan baby oil atau minyak canola. Pilih produk yang terbuat dari bahan alami dan minim penggunaaan bahan kimia, seperti tambahan pewangi. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)