Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, selama ini mungkin kita beranggapan bahwa balita adalah pribadi yang egois dan kurang peduli dengan orang lain. Tak heran bila setiap orang tua berusaha mengajarkan Si Kecil yang masih balita untuk peduli pada orang lain atau membiasakannya untuk membantu orang yang membutuhkan.
Namun anggapan ini tampaknya harus ditepis, karena kenyataannya balita adalah sosok yang peduli dan suka membantu orang lain. Hal ini diungkapkan oleh Felix Warneken, seorang profesor psikologi di University of Michigan.
Balita Melihat Tujuan dan Niat Orang yang Akan Ia Bantu
Ketika akan membantu seseorang yang memiliki masalah, kita mungkin akan melihat dan memahami apa tujuan dan niat orang lain tersebut. Begitupun dengan Si Kecil yang mencoba melakukan hal yang sama, namun dengan cara berpikirnya yang masih berkembang.
Sebelumnya, Warneken sempat bertanya-tanya, jika seorang balita melihat seseorang menjatuhkan kunci dan berjuang untuk mengambilnya sampai membungkuk, apakah mereka akan menyadari bahwa tujuan orang tersebut adalah mengambilnya dan apakah balita tersebut akan membantu? Mungkin sebagian dari Anda yakin bahwa Si Kecil tidak akan membantu, malah mengambil kuncinya dan tidak mengembalikannya.Â
Namun berdasarkan eksperimen berbeda yang dilakukan Warneken, yaitu dengan berpura-pura tidak bisa mencapai bola yang sedang ia dan seorang balita mainkan, hasilnya balita tersebut tidak hanya mengejar bolanya tetapi mereka membawa bolanya kembali pada Warneken.
Anak Balita Akan Membantu saat Melihat Kondisi Sulit
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 15 tahun, Warneken melihat bahwa balita sebenarnya jauh lebih pintar dan kooperatif daripada yang kita bayangkan. Pada dasarnya, balita akan membantu ketika melihat kondisi yang sulit.
Mereka bisa mengambil waktu mereka saat bermain dengan mainan baru untuk sekadar membantu orang lain. Dalam satu percobaan, seorang peneliti bahkan tidak menyadari bahwa mereka membutuhkan bantuan, dan tanpa disuruh atau diminta, balita akan tetap membantu.
Kecenderungan Manusia untuk Membantu Sudah Ada Sejak Lama
Perilaku balita yang suka membantu ini juga ternyata ditunjukkan pula oleh simpanse. Hal ini mungkin dikarenakan simpanse dan manusia memiliki nenek moyang yang sama meski kehidupan manusia dan simpanse terpisah jarak selama tujuh juta tahun lalu.
Simpanse menunjukkan pemahaman yang sama dan perilaku suka membantu seperti balita, yang menunjukkan bahwa kecenderungan manusia untuk membantu tidak hanya dimulai lebih awal dari kehidupannya, tetapi terjadi lebih awal dan masa yang sangat lampau.
Faktor yang Membuat Anak Tidak Ingin Membantu Orang Lain
Meski kebanyakan balita memiliki perilaku suka membantu, tetapi ada hal yang membuat Si Kecil terkadang enggan membantu orang lain, di antaranya:
1. Melihat Kompleksitas Situasi
Warneken melihat ada perbedaan dalam perilaku menolong seorang anak yang tampaknya bergantung pada kompleksitas situasi. Misalnya ketika Si Kecil belum cukup menguasai keterampilan yang diperlukan untuk membantu seseorang yang membutuhkan, ia cenderung tidak mau menolong.
2. Kehadiran Orang tua
Ketika Si Kecil berada di ruang yang sama dengan orang tuanya, biasanya balita kurang tertarik untuk menawarkan bantuan yang disebabkan oleh difusi tanggung jawab atau berkurangnya rasa tanggung jawab karena ada orang lain di situasi dan tempat tersebut.
3. Rasa Malu
Ini adalah sifat alamiah yang dimiliki Si Kecil yang mendasarinya untuk memilih tidak membantu orang lain. Bagi anak-anak, memang dibutuhkan sedikit keberanian untuk pergi dan membantu orang lain yang membutuhkan bantuan. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)