BABY

Amankah Telur Asin untuk MPASI Bayi? Ini Jawabannya, Moms


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Ketika bayi Anda sudah berusia 6 bulan dan saatnya mulai mengenal makanan pendamping ASI (MPASI), Moms tentu bersemangat untuk mengenalkannya pada berbagai macam makanan guna memenuhi asupan nutrisi Si Kecil dan membantu proses tumbuh kembangnya dengan optimal.

Ya, ada banyak menu MPASI yang bisa Anda perkenalkan pada bayi Anda. Namun, pemberian menu MPASI tersebut juga perlu diperhatikan dengan tepat Moms, karena tidak semua makanan aman untuk diberikan pada bayi di masa awal MPASI-nya. Ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari Si Kecil saat ia pertama kali memulai MPASI-nya. Salah satunya adalah telur asin.

Telur asin sendiri merupakan makanan dari telur yang diawetkan dengan cara diasinkan. Umumnya jenis telur yang dibuat sebagai bahan telur asin adalah dari telur bebek. Nah, rasa asin yang terdapat pada telur ini dibuat dengan tambahan garam yang jumlahnya tidak sedikit. Karena itu, jenis telur ini dipastikan punya kandungan natrium yang sangat tinggi.

Bahaya Memberikan Telur Asin sebagai MPASI Bayi

Terlalu banyak mengonsumsi garam bisa memberi dampak tidak baik pada tubuh, apalagi pada bayi. Hal ini yang menjadikan alasan telur asin sebaiknya tidak diberikan sebagai bagian dari menu MPASI bayi Anda, Moms. 

Selain itu, menambahkan telur asin dalam menu MPASI bisa membuat Si Kecil terbiasa dengan rasa asin yang berlebih dan menjadi kecanduan. Dalam jangka panjang, hal itu bisa meningkatkan risiko kesehatan pada bayi Anda.

Seperti dijelaskan di atas, telur asin memiliki kandungan natrium yang sangat tinggi. Kelebihan natrium dalam tubuh bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada bayi. Parahnya lagi, bayi lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan anak-anak yang sudah lebih besar. Perlu Moms ketahui, tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyebab utama serangan jantung dan stroke pada orang dewasa, lho!

Terlalu banyak garam juga bisa menyebabkan Si Kecil mengalami gagal ginjal, terlebih karena organ ginjal bayi belum sempurna sehingga ia tidak bisa memproses garam berlebih. Selain itu, bayi yang sudah 'ketagihan' garam juga akan tumbuh menjadi orang yang lebih memilih makanan asin, yang tentunya tidak akan baik buat kesehatan.

Panduan Memberikan Garam untuk MPASI Bayi

Dalam panduan pemberian MPASI yang dikeluarkan oleh WHO dan UNICEF, MPASI bayi Anda boleh ditambahkan sedikit garam beryodium dan gula. Seperti yang Moms ketahui, garam berfungsi sebagai sumber yodium. Sedangkan kekurangan asupan yodium berisiko menyebabkan kerusakan otak dan mengganggu tumbuh kembang Si Kecil.

Namun, sebisa mungkin hindari penggunaan garam untuk MPASI bayi di bawah 1 tahun ya, Moms. Apalagi jika ternyata makanan yang diberikan sudah memiliki rasa asin, maka Moms tidak perlu lagi menambahkan garam.

Jika Anda ingin meningkatkan nafsu makan bayi dengan memberikan sedikit garam pada MPASI-nya, maka Anda hanya boleh memberikan kurang dari 1 gram garam atau 0,4 gram sodium per hari, hingga usia Si Kecil lebih dari 1 tahun atau 12 bulan. Itulah kebutuhan bayi akan garam.

Bahkan setelah anak Anda sudah berusia lebih dari 1 tahun, kebutuhan garamnya tetap tidak banyak, yaitu hanya 2 gram (0,8 gram sodium) per hari. Ini berlaku hingga usia anak Anda menginjak 3 tahun lho, Moms.

Jadi, Walaupun MPASI untuk bayi mungkin terasa hambar di lidah Anda, namun makanan itu sudah terasa enak di lidah bayi lho, Moms. Ini karena bayi pun butuh waktu untuk beradaptasi dengan rasa makanan. (M&B/SW/Dok. Freepik)