Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Tahukah Anda bahwa tingkat stres yang tinggi dapat berdampak negatif pada kesehatan, termasuk fungsi reproduksi? Ya, sebuah penelitian terbaru pun turut memperkuat temuan ini dengan mengungkapkan bahwa pengaruh ini berlaku bagi wanita yang sedang merencanakan kehamilan.
Diungkapkan, wanita yang mengalami tingkat stres lebih dari 2 kali lipat berisiko mengalami infertilitas atau ketidaksuburan. Kabar bahwa stres memiliki efek negatif pada tubuh memang bukanlah hal baru. Namun, penelitian terbaru dari Ohio State University Wexner Medical Center di AS itu menunjukkan bahwa wanita dengan kadar hormon stres alfa-amilase 2 kali lipat, lebih berisiko tidak dapat hamil selama lebih dari setahun.
Bagi seorang ibu, stres yang tinggi sering kali tidak dapat dihindari. Mulai dari masalah pekerjaan rumah tangga, pengasuhan anak, hubungan dengan pasangan maupun mertua, hubungan sosialisasi, semuanya bisa menjadi faktor pemicu. Tak jarang, mereka rentan mengalami stres dan kecemasan ketika merasa seolah-olah terlalu banyak yang harus mereka selesaikan.
"Kami selalu menyarankan agar setiap pasangan perlu memiliki gaya hidup yang sehat ketika sedang menjalani program kehamilan. Saat ini, fakta tersebut telah dibuktikan melalui penelitian baru ini,” ungkap Jane Blower dari Perhimpunan Embriologi Klinis di Inggris, seperti dilansir M&B UK.
Para ahli fertilitas menyarankan, pasangan yang sedang mencoba untuk memiliki anak sebaiknya perlu mengurangi kecemasan mereka secara alami. Jika Anda mengalami stres, berlatihlah mengelola emosi dan stres Anda sendiri. Lebih bijaklah memanfaatkan waktu Anda untuk sekadar melepaskan penat. Olahraga juga bisa membantu melepaskan hormon stres Anda. (Aulia/DMO/Dok. M&B)