FAMILY & LIFESTYLE

Kesehatan Jiwa Pengidap Epilepsi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Epilepsi merupakan salah satu gangguan saraf kronis yang cukup banyak dialami anak-anak. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh RSCM pada 2007 melaporkan, terdapat 44,8 persen anak dengan epilepsi yang mengalami gangguan mental, mood, kecemasan, dan konsentrasi.

Menanggapi penelitian tersebut, dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ(K) menegaskan bahwa berbagai faktor psikososial dapat terlibat dalam masalah perilaku dan emosi, seperti tidak teraturnya kontrol berobat, kejang tidak terkontrol, dan latar belakang sosial ekonomi yang rendah.

Ditemukan pula bahwa anak dengan epilepsi, mood-nya naik-turun, perilakunya hiperaktif, mudah terpancing emosi, kurang rentang perhatiannya, dan kesulitan dalam mempelajari matematika. Hal tersebut menegaskan bahwa epilepsi sering kali disertai masalah emosi dan perilaku. Untuk itu, gejala epilepsi perlu diamati dengan baik, karena membutuhkan penanganan sesuai kasus dan kondisinya.

“Jika dijumpai masalah kesehatan atau gangguan mental pada anak pengidap epilepsi, sebaiknya dilakukan berbagai penanganan, seperti penanganan psikososial, yaitu konseling, psikoedukasi, maupun psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga. Namun, kondisi tersebut juga memerlukan penanganan obat,” ungkap dr. Tjhin. Ia juga menyarankan agar orangtua dan anggota keluarga sebagai unsur terdekat Si Anak perlu lebih sensitif terhadap setiap perubahan emosi maupun perilakunya, sehingga setiap perubahan dalam kedua aspek tersebut cepat terdeteksi dan dapat dilakukan penanganan sedini mungkin, sehingga kualitas hidup Si Anak dapat tetap dipertahankan seoptimal mungkin.

Selain itu, masyarakat juga perlu menyadari bahwa stigma terhadap epilepsi yang ada selama ini merupakan salah satu faktor penghambat perkembangan mental bagi seorang anak dengan epilepsi. Oleh karena itu, sudah saatnya kita lebih berempati dan mendukung masa depan anak-anak pengidap epilepsi. (Aulia/DMO/Dok. Freedigitalphotos)