Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
"Sudah sekolah, anakku kok, kalau ngomong masih suka cadel. Kenapa, ya?" Adakah di antara Moms yang mengalami masalah ini -punya anak yang cadel? Saat Si Kecil masih bayi, mungkin omongannya yang cadel seperti menggemaskan, ya. Tapi hingga ia sudah agak besar, cadelnya ternyata belum hilang.
Cadel adalah istilah untuk kesulitan menyebut cara pengucapan bunyi yang khas. Biasanya anak yang cadel susah mengucapkan kata-kata yang memiliki konsonan D, L, N, R, S, T, atau Z di dalamnya. Namun kasus cadel yang paling sering adalah pengucapan konsonan R berubah menjadi L.
Anak-anak umumnya sudah bisa berbicara jelas di usia 7 tahun. Namun, apabila pada usia 7 tahun Si Kecil masih belum bisa berbicara dengan jelas atau masih cadel, Moms dan Dads perlu membantu mengatasinya.
Jika tidak diberikan penanganan yang tepat, cadel pada anak bisa berlanjut hingga dewasa. Hal ini tentu akan bisa memengaruhi kepercayaan dirinya dan berdampak pada kehidupan sosialnya secara menyeluruh.
Penyebab Cadel
Dirangkum dari berbagai sumber, ada beberapa hal yang menjadi penyebab anak cadel, yakni:
1. Gangguan koordinasi mulut
Kemampuan seseorang mengucapkan kata-kata sangat bergantung pada koordinasi lidah, langit-langit mulut, dan bibir, serta dipengaruhi oleh pusat saraf motorik bicara yang terdapat di otak. Jika pusat saraf otak ini terganggu, maka koordinasi gerakan mulut juga akan mengalami masalah, sehingga pengucapan kata menjadi tidak tepat dan anak jadi cadel.
2. Kebiasaan mengisap jempol maupun menggunakan dot atau empeng
Kebiasaan Si Kecil mengisap jempol maupun menggunakan dot atau empeng juga bisa menyebabkan cadel. Kebiasaan ini akan membuat lidahnya sering terdorong ke depan dan berada di antara giginya. Hal ini bisa membuatnya mengalami kesulitan dan bahkan tidak bisa mengucapkan huruf S dan Z dengan jelas.
3. Tongue-tie
Tongue-tie yang juga disebut ankyloglossia ini adalah kondisi kelainan lidah yang terjadi pada bayi baru lahir saat frenulum (pita jaringan di bawah lidah yang mengikatnya dengan bagian bawah mulut) terlalu pendek, sehingga membatasi pergerakan lidah. Kondisi ini membuat pergerakan lidah anak menjadi terbatas, sehingga berpengaruh pada kemampuan bicaranya.
4. Ukuran lidah terlalu besar atau terlalu menjorok ke luar gigi
Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan macroglossia. Lidah yang berukuran besar bisa menyebabkan anak cadel. Kondisi ini dikenal dengan istilah cadel antargigi (interdental) dan sering diderita pada anak yang mengalami Down syndrome.
Cara Mengatasi Cadel pada Anak
Mengutip Alodokter, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi cadel pada anak:
⢠Biasakan anak minum dengan sedotan. Gerakan mengisap dengan sedotan akan melatih kekuatan motorik mulutnya. Hal ini penting untuk mengembangkan kemampuannya dalam berbicara.
⢠Hindari kebiasaan menggunakan dot atau empeng pada anak. Jika anak sulit tidur tanpa empeng, ia bisa gunakan saat akan tidur, tapi lepas empengnya setelah Si Kecil terlelap.
⢠Latih posisi lidah dan mulut anak saat mengucapkan huruf-huruf yang sulit ia ucapkan dengan benar. Untuk memudahkannya, ajak ia berlatih di depan cermin.Â
⢠Ajak anak melakukan permainan yang bisa melatih kekuatan motorik mulutnya, seperti meniup trompet mainan atau meniup gelembung air sabun.Â
⢠Minta anak mencoba untuk mengucapkan keinginannya dengan jelas, sebelum menurutinya.Â
⢠Ajari anak sesering mungkin untuk mengucapkan kata-kata dari huruf yang tidak bisa diucapkan secara jelas.
Pada balita, cadel adalah hal yang umum terjadi dan akan hilang seiring ia belajar melafalkan huruf dan berlatih bicara. Tetapi, jika anak tetap cadel setelah ia berusia 5 tahun, Moms dan Dads harus membawanya ke ahli untuk melakukan terapi bicara. (M&B/SW/Dok. Freepik)