Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sejak dalam masa kandungan sampai dalam masa pertumbuhannya, banyak bayi yang merasa terpesona dengan ibu jari mereka lalu mengisapnya. Awalnya, kebiasaan ini mungkin terlihat lucu, namun jika dilakukan berulang bahkan hingga Si Kecil menginjak usia 4 tahun atau lebih, tentu Anda sangat ingin menghentikan kebiasaan ini, bukan? Tenang, Moms dan Dads, berikut ini M&B telah merangkum beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghentikan kebiasaan mengisap jempol pada Si Kecil. Yuk, disimak!
Mengapa Balita Senang Mengisap Jempol?
Dikutip dari Mayo Clinic, sejak masih bayi, anak telah memiliki refleks alami untuk mengisap, sehingga membuatnya sangat mudah untuk memasukkan ibu jari atau jari-jari mereka ke dalam mulut. Bahkan kebiasaan ini sudah ia lakukan saat masih di dalam kandungan dan berlanjut hingga ia balita. Alasan Si Kecil melakukan ini, mengisap jempol membuat anak merasa aman dan nyaman, serta dapat membantunya tertidur.
Dampak Balita Senang Mengisap Jempol
Mengisap jempol biasanya tidak menjadi masalah sampai gigi permanen seorang anak muncul. Karena pada titik ini, mengisap jempol mungkin akan bisa memengaruhi atap mulut (langit-langit) dan kerapian gigi Si Kecil. Tak hanya itu, kebiasaan mengisap jempol pada anak juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan terkait gigi.
Cara Menghentikan Kebiasaan Balita Mengisap Jempol
1. Bicarakan dengan Si Kecil
Tanyakan pada anak Anda dengan cara baik-baik, mengapa ia mengisap ibu jarinya? Apakah itu terasa enak? Apakah ia perlu melakukan hal itu? Dengan begitu, Anda akan mengetahui penyebab Si Kecil gemar mengisap jempolnya.
Biasanya anak mengisap jempol untuk mengekspresikan perasaan khawatir, takut, tegang, atau bosan. Untuk mengurangi perasaan ini, Moms bisa memeluk Si Kecil dengan erat agar ia merasa lebih tenang dan nyaman. Anda juga bisa mengajarkan Si Kecil untuk mengurangi perasaan-perasaan tersebut dengan cara menarik napas panjang atau mendengarkan musik. Namun, jika Si Kecil mengisap jempol karena alasan bosan, Anda bisa memberikan mainan tangan untuk digenggam.
2. Berikan Pujian Positif atau Hadiah
Berikan pujian positif pada anak Anda atau berikan hadiah kecil saat ia tidak lagi mengisap jempol. Cara ini bisa memotivasi anak untuk menghentikan kebiasaan mengisap ibu jari. Hadiah yang diberikan tidak harus berupa barang, tetapi bisa berupa mengizinkan anak bermain di tempat bermain atau taman seharian.
3. Tetapkan Aturan atau Batasan
Tetapkan aturan atau batasan untuk Si Kecil, misalnya ia hanya dapat mengisap ibu jari ketika berada di tempat tidur atau saat menonton TV. Dengan begitu, secara perlahan Si Kecil akan menghentikan kebiasaannya tersebut.
4. Berikan Sarung Tangan
Memakaikan Si Kecil sarung tangan adalah salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah ia mengisap ibu jarinya. Hal ini karena sarung tangan akan membuatnya merasa tidak nyaman saat mengisap jempol, sehingga secara perlahan kebiasaan ini akan ia tinggalkan.
5. Berikan Pengingat Lembut
Sesekali, anak Anda mungkin lupa untuk tidak mengisap jempolnya dan kembali melakukan kebiasaan ini. Jika anak Anda kembali mengisap jempolnya, berikanlah peringatan dengan lembut dan mintalah ia untuk berhenti.
6. Berikan Pemahaman
Cara berikutnya yang dapat Anda lakukan untuk menghentikan kebiasaan mengisap jempol pada anak adalah dengan memberikannya pemahaman. Jelaskan dengan sabar pada Si Kecil bahwa mengisap ibu jari bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan giginya. Tapi ingat, lakukan dengan cara yang sesuai dengan tahapan usianya, bisa dengan menggunakan kalimat sederhana atau dengan menggunakan gambar-gambar yang menarik dan mudah dimengerti.
Itulah beberapa cara yang bisa Moms lakukan untuk menghentikan kebiasaan mengisap jempol pada anak. Ingatlah, menghentikan kebiasaan ini bukanlah hal yang mudah, namun Anda harus tetap bersabar jangan menyerah. Bila kebiasaan mengisap jempol pada Si Kecil tidak kunjung hilang, sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan cara yang tepat dalam menghentikan kebiasaannya ini. (Fariza Rahmadinna/SW/Dok. Pch.vector/Freepik)