Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, sungguh menggemaskan ya, saat melihat balita Anda meniru apa yang Anda lakukan, entah itu saat ia menjulurkan lidahnya atau mengedipkan mata seperti yang Moms lakukan. Ya, banyak yang mengatakan bahwa anak memang peniru yang ulung.
Tak heran bila apa yang Moms lakukan dan dilihat oleh Si Kecil, ia juga akan menirukannya. Nyatanya, kemampuan Si Kecil meniru apa yang ia lihat ini bahkan sebenarnya sudah dimiliki sejak beberapa jam setelah Si Kecil lahir ke dunia lho, Moms.
Anak Meniru Apa yang Ia Lihat Sejak Lahir
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog asal AS, Andrew N. Meltzoff dan M. Keith Moore, pada bayi yang baru lahir dengan riset berjudul Imitation of Facial and Manual Gestures by Human Neonates, ditemukan fakta bahwa bayi yang baru lahir dapat meniru gerakan wajah orang dewasa, yaitu membuka mulut dan menjulurkan lidah.
Studi tersebut dilakukan dengan meletakkan bayi pada ruangan dengan minim pencahayaan. Para ahli menggunakan peralatan video yang peka-inframerah untuk mengamati pergerakan bayi. Dalam penelitian tersebut, para ahli menghitung frekuensi dan durasi bayi saat membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. Kemudian hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir dapat meniru kedua gerakan orang dewasa tersebut.
Dari studi ini juga diketahui bahwa bayi memiliki kemampuan untuk mengenali rangsangan yang awalnya diberikan dalam modalitas sensorik melalui modalitas yang berbeda. Sebagai contoh, menyentuh sesuatu tanpa melihat apa yang disentuh, untuk melihat sesuatu tanpa menyentuhnya.
Penyebab Anak Meniru Apa yang Ia Lihat
Kemampuan atau kebiasaan Si Kecil meniru apa yang ia lihat disebabkan oleh neuron cermin, yaitu neuron yang mencerminkan gerakan orang lain. Sistem neuron cermin memungkinkan seseorang untuk meniru sebuah gerakan seperti tersenyum, berjalan, berbicara, menari, dan lain-lain.
Selain itu, neuron cermin ini juga memungkinkan seseorang untuk merasakan hal yang sama dengan orang lain, misalnya merasa sedih atau sakit ketika melihat seseorang menangis, atau ikut bahagia ketika orang lain berbagi kebahagiaan pada kita. Neuron cermin ini tidak hanya aktif ketika seseorang melakukan suatu tindakan, tetapi juga ketika orang tersebut mengamati tindakan serupa yang dilakukan oleh orang lain.
Ketika seseorang berhenti untuk mengamati gerakan orang lain, gerakan sederhana dari tangan, kaki, atau mulut orang tersebut mengaktifkan daerah spesifik yang sama pada korteks motorik, sehingga seolah-olah seseorang yang memperhatikan gerakan orang lain tersebut membuat gerakan yang sama.
Kebiasaan meniru ini juga terjadi karena seseorang yang meniru dan orang yang ditiru berada dalam keadaan saraf yang sangat mirip, sehingga seolah-olah mereka melakukan tindakan yang sama, dan menangkap niat atau merasakan emosi yang sama. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)