Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Media sosial merupakan situs yang paling banyak diakses oleh kalangan masyarakat saat ini. Dari tahun ke tahun, media sosial juga terus berkembang sampai sekarang. Hampir setiap orang merasa 'wajib' memiliki beragam akun, mulai dari Facebook, Path, Friendster, juga Twitter. Bahkan, baru-baru ini, para ilmuwan memperhitungkan bahwa suasana hati dan pola pikir seorang ibu bisa terdeteksi melalui akun Twitter.
Para new mom atau ibu baru umumnya melihat akun Twitter pribadinya untuk mendapatkan tips dan berita seputar masalah pengasuhan, atau meng-update status seputar pengalamannya mengasuh bayi dalam 140 karakter huruf. Namun, cara bagaimana Anda menekan tweet sebuah status juga bisa menunjukkan kecenderungan Anda terhadap risiko postnatal depression (PND) atau depresi setelah melahirkan.
Para ilmuwan di Laboratorium Microsoft, Washington, Amerika Serikat, telah menemukan bahwa risiko seorang new mom yang menderita PND dapat diprediksi seminggu sebelum kelahiran anaknya dengan memantau tweet mereka. Peneliti juga menemukan bahwa kesiapan seorang wanita menjadi ibu bisa dilihat dari bahasa yang mereka gunakan pada tweet pribadinya saat sebelum kelahiran. Dibanding berbincang langsung tentang kehamilan, mereka cenderung mengungkapkan ketidakbahagiaan atau kecemasan mereka lewat akun tersebut.
Penelitian ini mengamati bahasa beberapa ratus wanita saat 3 bulan sebelum dan sesudah kelahiran. Mereka melihat bahwa 15 persen wanita yang dicurigai terdiagnosis PND memiliki lebih banyak pertanyaan, emosi, dan rasa cemas yang lebih tinggi.
"Kami melihat beberapa pola bahasa wanita dengan depresi pasca-melahirkan. Kemudian kami memantau kembali kebiasaan mereka saat masih hamil. Para psikolog menemukan, penggunaan bahasa pada seseorang yang menunjukkan depresi cenderung menjadi orang yang lebih fokus pada diri sendiri,” ungkap Eric Horvitz, Co-Director of Microsoft Research di Washington.
Horvitz percaya bahwa sebuah aplikasi mungkin dapat dirancang khusus untuk membantu setiap ibu baru dalam mengasuh anak. “Aplikasi ini bukan untuk keuntungan Microsoft, namun demi kesejahteraan para new mom, tidak ada salahnya menciptakan sebuah aplikasi yang dapat digunakan para wanita dengan mudah dan efisien dalam smartphone mereka. Dalam aplikasi tersebut, sebaiknya juga terdapat tanda untuk mengingatkan mereka akan kecenderungan PND yang ada dalam diri mereka. Ini diciptakan agar mereka bisa belajar mengelola emosi dengan baik. Jadi, tidak hanya 'membuang' sumpah-serapah di akun Twitter pribadinya saja,” pungkas Horvitz. (Aulia/DMO/Dok. M&B)