BUMP TO BIRTH

Moms, Ini Cara Aman Deteksi Risiko Down Syndrome pada Janin


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, setiap orang tua tentu ingin buah hatinya terlahir sehat dan tumbuh sempurna. Namun terkadang, beberapa bayi bisa lahir dengan kelainan kromosom tanpa diketahui pasti penyebabnya. Kelainan ini dapat membuat tumbuh kembang Si Kecil terhambat.

Salah satu kelainan kromosom paling umum adalah Down syndrome. Kondisi ini menyebabkan perbedaan kemampuan belajar dan ciri-ciri pada fisik Si Kecil. Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), terdapat satu kejadian Down syndrome per 1.000 kelahiran hidup di dunia. Artinya, setiap tahunnya, diperkirakan ada 3.000 hingga 5.000 bayi yang lahir dengan kelainan kromosom ini.

Di Indonesia sendiri, Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa kelahiran bayi dengan Down syndrome di Indonesia meningkat dari 0,12 persen di tahun 2010 menjadi 0,13 persen di tahun 2013.

Fakta ini memang sangat menyedihkan ya, Moms. Dan sayangnya, Down syndrome memang tidak bisa disembuhkan. Tapi Moms juga tak perlu cemas, karena dengan dukungan, perhatian, dan kasih sayang, anak dengan Down syndrome juga bisa tumbuh bahagia dan berprestasi.

Deteksi Sejak Dini = Penting!

Down syndrome bukan satu-satunya masalah kelainan kromosom. Masih banyak jenis kelainan kromosom lainnya, seperti Edward syndrome, Patau syndrome, hingga kelainan kromosom seks. Prevalensi anak lahir dengan kelainan kromosom di Indonesia juga tidak bisa disepelekan, Moms. Karena itu, setiap ibu hamil perlu waspada, dan langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan skrining untuk memastikan janin tidak berisiko mengalami kelainan kromosom.

Beruntungnya, berkat kemajuan teknologi, kelainan kromosom pada janin dapat dideteksi sejak bayi masih berada di dalam kandungan melalui Prosafe-NIPT, skrining prenatal besutan Prodia.

Prosafe-NIPT, Langkah Aman dan Akurat Deteksi Kelainan Kromosom


Memilih jenis pemeriksaan yang aman dan tepat tentunya sangat penting ya, Moms. Prosafe-NIPT hadir sebagai salah satu tes pemeriksaan laboratorium unggulan untuk ibu hamil agar dapat melihat risiko kelainan kromosom pada janin secara akurat. Tak hanya itu, Prosafe-NIPT pun memungkinkan Moms untuk dapat mengetahui jenis kelamin bayi meski usia kehamilan masih muda, yaitu minimal 10 minggu.

Untuk menjalankan pemeriksaan ini pun sangat mudah. Tidak ada syarat atau persiapan khusus seperti melakukan puasa ataupun berhenti sementara mengonsumsi obat atau vitamin. Bahkan, tes ini juga dapat dilakukan oleh pasien dengan kehamilan kembar dua (duplet).

Untuk mengikuti Prosafe-NIPT, Moms hanya diharuskan untuk mengisi formulir permintaan pemeriksaan Prosafe-NIPT yang diisi oleh dokter kandungan Anda dan ditandatangani oleh dokter dan Anda sendiri. Formulir yang telah diisi ini tinggal Moms bawa saat pengambilan darah.

Yang perlu Moms ingat, pemeriksaan Prosafe-NIPT ini hanya berfungsi sebagai skrining atau uji saring awal untuk mendeteksi risiko kelainan kromosom pada janin, ya. Apabila hasil yang didapatkan adalah high risk, Prodia akan memberikan pemeriksaan gratis untuk analisis kromosom dengan menggunakan sampel cairan amnion (air ketuban) sebagai tindakan lanjutan untuk mendiagnosis dan selanjutnya akan dikembalikan lagi kepada dokter kandungan dan juga pasien.

Tak perlu takut untuk melakukan pemeriksaan, Moms. Mengetahui kondisi janin lebih awal, tentunya lebih baik, karena apabila ditemukan kelainan, dapat segera dilakukan tindakan lebih lanjut untuk mengatasinya. Di beberapa negara maju pun, pemeriksaan skrining ini sudah menjadi keharusan lho, bagi semua wanita hamil tanpa membedakan usia. Apalagi dengan menggunakan teknologi terbaru Next Generation Sequencing (NGS) dari Illumina, San Diego, Amerika Serikat, Prosafe-NIPT dapat memberikan akurasi hasil yang baik pada kehamilan kembar sekalipun. (Nanda Djohan/SW/Dok. Freepik, Prodia)