Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ketika memasuki bulan Ramadan, biasanya ibu hamil mengalami dilema, apakah ingin berpuasa ataupun tidak. Meskipun dalam aturan agama bumil tidak diwajibkan berpuasa dan bisa menggantikannya dengan cara membayar fidyah, tetap saja hal tersebut terkadang tidak menyurutkan niat Moms untuk beribadah di bulan suci Ramadan ini.
Memang, pada dasarnya, berpuasa bukanlah hal yang berbahaya bagi bumil dengan kondisi sehat dan normal, dengan catatan ketika sahur dan berbuka seluruh nutrisi tetap bisa tercukupi. Namun, terdapat sejumlah kondisi yang mengharuskan bumil untuk tidak berpuasa. Apa sajakah kondisi tersebut? Simak penjelasannya berikut ini!
1. Perdarahan
Sejumlah kondisi dapat menyebabkan bumil mengalami pendarahan, seperti karena plasenta previa atau perdarahan lainnya. Hal ini akan mengakibatkan kesehatan Anda melemah. Karena itu, Moms dengan keluhan pendarahan tidak disarankan untuk melakukan ibadah puasa.
2. Dehidrasi
Ketika Moms, mencoba berpuasa dan merasa sangat haus hingga membuat mulut dan kulit Anda menjadi kering, Anda merasa pusing dan lemas, serta buang air kecil lebih sedikit dari biasanya dan urine berwarna gelap, semua kondisi tersebut adalah tanda dehidrasi. Untuk itu, Anda disarankan untuk membatalkan puasa dan tidak memaksakan diri melanjutkan puasa.
3. Merasa Kelelahan
Jika Anda merasa sangat kelelahan, pusing, lemah, dan bahkan hingga mau pingsan walaupun Anda sudah beristirahat dengan baik, batalkan puasa Anda dan segeralah berbuka
4. Mual Muntah
Mual dan muntah biasa dialami oleh ibu yang berada pada usia kehamilan trimester pertama. Jika Moms ingin berpuasa, Anda disarankan untuk melakukannya pada periode kehamilan trimester dua atau tiga, karena gejala mual sudah berkurang. Bila Moms mengalami gejala ini saat berpuasa, Anda sebaiknya segera membatalkan puasa.
5. Janin Jadi Kurang Aktif
Ibu hamil trimester kedua harus waspada jika janin jadi kurang aktif bergerak dalam kandungan, terutama selama ibu sedang puasa. Bila jumlah tendangan dan gerakan berkurang saat ibu hamil puasa, Anda boleh atau bahkan diharuskan untuk membatalkan puasa.
Lihat juga reaksi janin, apakah ia perlahan mulai bergerak atau menendang lagi setelah Anda membatalkan puasa. Jika janin di dalam kandungan sama sekali tidak menunjukkan adanya pergerakan, segera hubungi dokter.
6. Kontraksi Uterus
Ibu hamil memiiki risiko mengalami kontraksi uterus namun tanpa rasa sakit. Jadi misalnya bumil merasakan nyeri seperti kontraksi, hal ini bisa menjadi tanda persalinan prematur bagi Anda. Maka tidak disarankan Anda tetap berpuasa pada kondisi ini.
7. Berat Badan Turun
Jika berat badan Moms tidak bertambah dengan cukup, atau malah berat badan Anda menjadi turun, Anda tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Untuk itu, cobalah menimbang diri secara teratur di rumah saat sedang berpuasa. Bila berat badan Moms tidak naik sesuai dengan periode kehamilan atau malah turun selama menjalankan puasa, hal ini bisa menjadi tanda Moms dan janin mengalami kurang gizi.
8. Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil yang berisiko tinggi atau malah sudah didiagnosis pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat hamil) harus segera membatalkan puasa ketika mengalami gejala-gejala seperti mata berkunang, sakit kepala, bengkak di kaki dan tangan, sulit bernapas, hingga mual dan muntah. Anda bisa langsung minum dan segera cek tekanan darah.(Binar MP/SW/Dok.Freepik)