BUMP TO BIRTH

Bumil Puasa, Adakah Pengaruhnya pada Pergerakan Janin?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Berpuasa di bulan Ramadan pada dasarnya memang tidak wajib bagi ibu yang tengah mengandung. Namun sebagian ibu hamil memilih untuk tidak berpuasa karena khawatir puasa akan memengaruhi kondisi janinnya. Benarkah begitu?

Sebagian ahli justru berpendapat bahwa puasa tak banyak berpengaruh terhadap bayi yang berada dalam kandungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Departemen Obstetri dan Ginekologi di Gaziantep University, Turki, tidak ada perbedaan signifikan pada kesehatan janin selama dan sebelum ibu hamil berpuasa.

Dalam studi tersebut, para ahli meneliti 36 wanita hamil tanpa komplikasi berturut-turut dari 20 minggu sebelum puasa Ramadan berlangsung hingga selesai. Penelitian ini bukan hanya memperhitungkan kenaikan berat badan janin saja, tapi juga peningkatan tulang paha janin, profil biofisik, pengukuran doppler ultrasonografi dalam peningkatan diameter biparietal janin, kadar hormon kortisol ibu, dan hal-hal lain berhubungan dengan kesehatan Moms serta bayi yang berada di dalam kandungan.

Puasa dan Pergerakan Janin

Meskipun demikian, beberapa ibu hamil mengaku pergerakan janinnya kian aktif saat tengah berpuasa. Apakah hal itu disebabkan karena sang ibu harus menahan lapar dan haus selama seharian?

Sejumlah penelitian menunjukkan fakta bahwa berpuasa justru baik bagi ibu hamil. Pasalnya, dengan berpuasa bisa menurunkan risiko terjadinya diabetes pada kehamilan.

"Saat hamil tidak dianjurkan untuk mengonsumsi glukosa simplex yang berlebihan atau yang mudah dipecah, yaitu monosakarida dan disakarida. Hal tersebut bisa menyebabkan kenaikan dan penurunan gula darah yang tiba-tiba sehingga ibu mungkin akan mengalami keleyengan, lemas, dan lain-lain," jelas dr. UF Bagazi, Sp.OG, dokter spesialis obgyn Brawijaya Hospital Antasari.

Dokter UF juga menjelaskan bahwa berpuasa tidak akan memengaruhi gerak janin. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada gangguan, maka bayi yang lebih aktif atau justru kurang aktif selama berpuasa sesungguhnya bukan masalah.

"Pergerakan bayi terlalu aktif atau justru tidak aktif selama berpuasa sesungguhnya harus dilihat kronologis pasien terlebih dahulu. Jika dari hasil kontrol sebelumnya bayi dalam kondisi baik-baik saja, kecukupan air ketuban baik, dan flow tali pusar juga baik, maka bisa dibilang kondisi bayi normal," kata dokter UF Bazagi.

Oleh sebab itu, Moms bisa saja menjalankan ibadah puasa apabila tidak memiliki masalah berarti selama masa kehamilan karena berpuasa justru akan membantu Anda untuk menghindari terjadinya diabetes. Namun dengan catatan, menu sahur dan berbuka ibu hamil juga harus dipastikan mengandung gizi yang baik dan mengonsumsi komponen glukosa kompleks seperti nasi atau gandum sehingga nutrisi dan sistem pencernaannya bekerja lebih lambat dan tidak menimbulkan kenaikan atau penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba.

Kenaikan atau penurunan kadar gula darah yang terlalu drastis bisa memengaruhi janin dan membuatnya lebih aktif bergerak. Jika Moms bisa mengontrol kadar gula tersebut, maka bayi akan merasa biasa saja.

"Dengan begitu, bayi juga akan merasa cukup nyaman berada di dalam kandungan. Janin akan mendapatkan asupan makanan seperti hari-hari biasa dan tidak terpengaruh fakta Anda tengah berpuasa," ungkap dokter UF Bagazi. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)