BUMP TO BIRTH

Sayuran Ini Ternyata Mengurangi Risiko Lahir Prematur


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms tentu sudah mengetahui bahwa saat hamil Anda perlu lebih memperhatikan asupan nutrisi sehari-hari. Mengonsumsi makanan dengan gizi lengkap sudah menjadi keharusan.

Di antara banyak makanan yang memberikan manfaat bagi ibu hamil, sayuran adalah salah satu yang utama. Tidak sekadar dibutuhkan karena kandungan serat, vitamin, dan mineralnya, beberapa sayuran juga bisa membantu Anda mengurangi risiko bayi terlahir sebelum waktunya atau prematur.

Adalah seorang kandidat peraih gelar PhD dari University of Queensland, Dereje Gete, yang menemukan fakta bahwa beberapa sayuran punya efek terhadap masa kehamilan ibu yang tengah mengandung. Gete melakukan analisis diet dari hampir 3.500 wanita dan mengambil kesimpulan bahwa rutin mengonsumsi wortel, kembang kol, brokoli, sawi, kentang, kacang polong, dan labu akan membantu wanita untuk mencapai periode kehamilan yang penuh.

"Sayuran tradisional kaya akan nutrisi yang bersifat antioksidan dan antiinflamasi yang notabene punya peranan penting dalam mengurangi risiko kelahiran lebih awal," kata Gete seperti dilansir situs medicine.uq.edu.au.

"Seorang ibu sangat bergantung pada beberapa nutrisi khusus, seperti kalsium dan zat besi sebelum konsepsi yang tentunya memiliki peran sangat penting bagi perkembangan plasenta serta janin," lanjutnya.

Secara khusus, Gete juga menyarankan agar wanita melakukan diet yang tepat sejak merencanakan kehamilan. "Memulai diet yang lebih sehat ketika janin sudah berada di dalam kandungan, mungkin bisa dianggap terlambat karena bayi sudah terbentuk dengan sempurna pada pengujung trimester pertama," ungkap Gete.

Risiko Kesehatan yang Dialami Bayi Prematur

Perlu diketahui, bayi dikategorikan prematur apabila lahir sebelum kandungan mencapai usia 37 pekan. Di Australia, proses persalinan yang sebelum waktunya menjadi penyebab utama kematian bayi dan memengaruhi 8,5% kelahiran setiap tahunnya. Ironisnya, angka ini terus meningkat setiap tahun.

"Bayi yang lahir prematur akan memiliki risiko lebih tinggi mengidap penyakit kronis dan berhubungan dengan metabolisme ketika sudah dewasa. Selain itu, bayi prematur juga berisiko mengalami perlambatan dalam perkembangan kognitif maupun akademis," ujar profesor Gita Mishra yang meneliti tentang hubungan antara diet dan strategi untuk mengubah kebiasaan bagi wanita yang tengah merencanakan untuk memiliki bayi.

Selain itu, bayi yang terlahir prematur juga berisiko untuk mengalami beberapa masalah kesehatan berikut ini:

• Gangguan pernapasan,

• Masalah jantung,

• Masalah otak,

• Masalah kontrol suhu,

• Masalah gastrointestinal atau pencernaan,

• Mengalami anemia atau penyakit kuning,

• Masalah kekebalan tubuh,

• Dalam beberapa kasus, bayi yang terlahir prematur juga lebih berpeluang mengalami cerebral palsy, masalah penglihatan dan pendengaran, serta masalah perilaku.

Moms tentu tak ingin Si Kecil terlahir sebelum waktunya karena adanya risiko gangguan kesehatan. Oleh sebab itu, yuk mulailah diet sehat lebih awal. Jangan lupa untuk lebih sering mengonsumsi wortel, kembang kol, brokoli, sawi, kentang, kacang polong, dan labu guna mengurangi risiko bayi lahir prematur. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)