Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sering kali saat anak mengalami demam berhari-hari, orangtua kebingungan apakah anaknya terkena demam berdarah dengue (DBD) atau tifus. Sebenarnya, ada beberapa perbedaan yang bisa Anda perhatikan untuk mengetahui apakah Si Kecil sebenarnya menderita DBD atau tifus. Dokter Ivan Hoesada, Chief Medical Board High Desert Indonesia, menyebutkan, identifikasi pertama yang membedakannya adalah gejala klinis demamnya. Pada penderita DBD, demamnya cenderung tinggi. Sementara pada penderita tifus, demam yang dialami naik-turun dan berpola waktunya.
Penyakit DBD biasanya menyerang pada musim pasca-hujan dan penderitanya mengalami perdarahan. Menurut Prof. Aznan Lelo, gejala-gejala seseorang terserang DBD adalah keluarnya darah seperti mimisan, saat meludah keluar darah, atau urinenya mengandung darah. Selain itu timbul bercak-bercak merah di bagian bawah kulitnya. Anda bisa mengecek sendiri dengan cara mengikat saputangan di bagian pergelangan tangan, bila terdapat bercak-bercak kemerahan, maka bisa menjadi indikasi DBD. Penderita juga bisa didiagnosis positif DBD dengan melakukan uji laboratorium dengan hasil trombosit di bawah 100 sel/ml.
Penyakit tifus adalah penyakit yang berkaitan dengan saluran pencernaan, sehingga gejala demam pasti disertai dengan gejala sakit di saluran cerna, yaitu bagian usus halus menuju ke usus besar. Penderita akan merasa nyeri di bagian perut kanan bawah. Gejala seperti muntah, buang air besar yang cair, atau sulit buang air besar, juga mengindikasikan anak menderita tifus.
Dokter Aznan Lelo pun menambahkan, lidah penderita tifus itu kotor. “Di bagian tengah lidahnya berwarna putih dan bagian sampingnya berwarna merah. Ketika dijulurkan, lidahnya bergetar,” ungkapnya. Namun pada prinsipnya, untuk menyembuhkan kedua penyakit ini tidak berbeda, yaitu pemberian obat untuk meredakan demam, istirahat total, dan asupan cairan dan makanan yang diperbanyak. “Yang berbeda adalah makanan untuk penderita tifus harus dicairkan, sedangkan untuk penderita DBD, dapat mengonsumsi makanan normal, karena usus mereka tidak bermasalah,” jelasnya. (Sagar/DMO/Dok. M&B)