Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, saat Anda memiliki bayi, Anda pastinya mendengar berbagai nasihat dan larangan dari orang tua mengenai bayi Anda. Nasihat dan larangan tersebut harus Anda patuhi. Jika tidak, akibatnya Si Kecil nanti bisa terkena sawan.
Pernah mendengar istilah sawan kan, Moms? Istilah ini biasanya digunakan untuk merujuk kondisi di mana seorang bayi mendadak menangis kencang atau rewel tanpa sebab yang jelas. Dalam tradisi Jawa, kondisi tersebut dikenal dengan istilah sawan.
Kondisi sawan sering dialami oleh banyak bayi. Umumnya, kondisi ini sering dikaitkan dengan hal yang mistis. Apalagi jika Anda tinggal di daerah, di mana masih banyak masyarakat yang mempercayai hal yang gaib dan mistis. Pasalnya, mereka berpendapat bahwa bayi masih sensitif terhadap semua hal, termasuk makhluk halus.
Masyarakat percaya bahwa bayi terkena sawan akibat diganggu makhluk halus atau juga karena sang ibu melanggar mitos-mitos yang ada. Contohnya, bayi akan mengalami sawan ketika sang ibu makan kambing saat menyusui, atau bayi diajak serta menghadiri acara pernikahan atau pemakaman.
Penyebab Sawan Secara Medis
Padahal, secara medis, sawan merupakan kondisi serangan kejang yang terjadi saat Si Kecil mengalami demam. Penyebabnya, kenaikan suhu tubuh mengganggu keseimbangan sel otak sehingga terjadi pelepasan muatan listrik yang menyebar ke jaringan otak.
Aliran listrik ini terlepas secara tidak normal di dalam otak anak dan mengakibatkan terjadinya guncangan pada anak. Pada saat itulah otot-otot Si Kecil menjadi kaku yang mengakibatkan tubuhnya kejang. Gejalanya mirip dengan epilepsi.
Meskipun begitu, kondisi tersebut bukan merupakan gejala epilepsi. Sebagian besar kejang demam tidak menimbulkan masalah serius. Dengan penanganan yang tepat dan segera, kejang demam yang berlangsung beberapa saat tidak menimbulkan gangguan pada fungsi otak.
Pertolongan Awal Mengatasi Anak Sawan
Jadi, bisa disimpulkan bahwa sawan merupakan gangguan kesehatan pada bayi akibat demam, dan bukan akibat dari hal-hal gaib dan mistis maupun mitos ya, Moms. Karena itu, penanganan anak untuk Si Kecil yang terkena sawan juga harus diberikan dengan cara yang tepat.
Jika bayi Anda mengalami sawan atau kejang tersebut, jangan langsung panik, Moms. Anda bisa melakukan beberapa cara berikut ini untuk memberikan pertolongan awal pada anak yang sedang terkena sawan atau kejang.
1. Baringkan anak dengan aman di atas lantai dengan posisi menyamping atau miring untuk menghindari bahaya tersedak dan agar lidahnya menjulur ke depan serta lendir bisa mengalir keluar, sehingga tidak menghalangi masuknya oksigen ke dalam tubuh.
2. Jangan memberikan Si Kecil makanan atau minum selama ia sawan. Ini hanya akan membuat jalur napasnya terhambat.
3. Tidak perlu cemas selama anak masih bisa bernapas dengan normal.
4. Bila bibir Si Kecil berubah menjadi biru dan ia mengalami sesak napas, berikan napas buatan dari mulut ke mulut setelah saluran udaranya dibersihkan.
5. Singkirkan benda-benda yang berbahaya di sekitar area Si Kecil dibaringkan.
6. Jika demam Si Kecil tetap tinggi, buka bajunya dan gosokkan badannya dengan handuk dingin untuk menghindari suhu yang meningkat. Demam yang semakin parah bisa mengakibatkan lebih banyak serangan tiba-tiba.
7. Setelah mengalami sawan, bayi biasanya akan tenang kembali dan dapat tidur dengan nyenyak.
8. Intensitas waktu kejang sangat bervariasi, namun biasanya tidak berlangsung lama, hanya beberapa detik. Jarang sekali ditemukan kejang demam berlangsung lebih dari 5 menit.
9. Jika kejang Si Kecil berlangsung lebih dari 10 menit atau berulang dalam waktu 24 jam dan tak kunjung membaik, segera bawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. (M&B/SW/Dok. Freepik)