BABY

Kondisi yang Sebabkan Bayi Harus Minum Susu Formula


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Setelah bayi lahir, satu-satunya hal yang bisa ia konsumsi setidaknya hingga usia 6 bulan hanyalah susu. ASI atau air susu ibu tentu menjadi pilihan terbaik, karena di dalamnya terbukti mengandung vitamin dan mineral untuk mengoptimalkan tumbuh kembang serta mampu bantu menjaga daya tahan tubuh bayi.

Namun, tak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa kondisi yang bisa dialami oleh ibu maupun bayi sehingga Si Kecil tak bisa minum ASI. Si Kecil pun mau tidak mau harus diberi susu formula sebagai pengganti makanannya. Kondisi apa sajakah yang menyebabkan hal ini? Berikut penjelasan lengkapnya untuk Anda.

1. Phenylketonuria

Phenylketonuria (PKU) merupakan kelainan pada metabolisme yang langka pada bayi. Hal tersebut membuatnya tidak dapat mengonsumsi ASI, dan hanya bisa mengonsumsi susu formula yang bebas asam amino phenylaline. Meski pemberian ASI dipercaya masih bisa dilakukan, namun pengawasan ketat secara medis tetap harus dilakukan.

2. Galactosemia

Galactosemia merupakan kondisi kelainan metabolisme langka lainnya. Kondisi ini menyebabkan bayi kesulitan atau tidak dapat mencerna gula galaktosa. ASI sendiri memiliki laktosa yang terpecah menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga bayi tidak akan mampu mencernanya. Oleh karena itu, Si Kecil hanya bisa diberikan susu formula yang bebas dari galaktosa.

3. Sifilis

Ibu yang memiliki masalah sifilis juga dianjurkan untuk tidak memberikan ASI secara langsung. Apabila sering terjadi lesi, saat hendak menyusui atau memompa ASI, maka bayi akan dianjurkan untuk diberikan susu formula agar kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi.

4. Tuberkulosis

Ibu yang mengalami tuberkulosis (TB) juga dianjurkan untuk tidak memberikan ASI secara langsung melainkan dengan ASI perah, karena penularan yang bisa terjadi dalam jarak dekat melalui pernapasan. Namun, jika timbul lesi payudara aktif atau mastitis TB, maka pemberian ASI harus dihentikan hingga kondisi tersebut sembuh sempurna. Asupan bayi pun akan diganti dengan susu formula untuk sementara.

5. HIV

Ibu yang mengidap HIV dianjurkan untuk memberikan susu formula kepada bayi sebagai pengganti ASI untuk mencegah penularan. Namun, ada pendapat lain yang menyebutkan kondisi ibu dengan HIV tetap bisa memberikan ASI dengan beberapa syarat. Untuk itu, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter dan ahli laktasi untuk mencari jalan keluar terbaik mengenai asupan utama Si Kecil.

6. Kanker

Bagi ibu yang mengidap kanker, Anda tentu perlu mempertimbangkan pemberian susu formula kepada bayi. Hal ini didasari pada tindakan kemoterapi yang akan memengaruhi kandungan ASI dan tidak dapat diberikan pada Si Kecil. Selain itu, ibu yang mengonsumsi obat-obatan dengan radioaktif juga disarankan untuk memberikan susu formula pada bayinya.


Tetap Diawasi Dokter


Meski sudah menetapkan untuk memberikan susu formula, tetap saja Anda tidak boleh melakukannya secara sembarangan. Moms harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli laktasi terlebih dahulu untuk menentukan susu formula yang diberikan dengan jumlah yang dianjurkan.

Hal ini juga perlu dicatat dalam riwayat tumbuh kembang Si Kecil, untuk mengurangi risiko kesehatan yang bisa ia alami, seperti obesitas. Jadi, pastikan bahwa Moms telah berdiskusi dengan ahlinya, sehingga pemenuhan nutrisi anak dilakukan dengan cara yang tepat dan benar. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)