Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Jadi tak heran jika banyak Moms yang memilih nasi sebagai menu MPASI atau makanan pendamping ASI bagi buah hatinya. Namun pertanyaannya, kapan nasi bisa mulai diberikan kepada Si Kecil?
Moms tentu sudah tahu bahwa sistem pencernaan bayi memerlukan waktu untuk bisa berfungsi dengan sempurna. Itulah alasan mengapa Anda perlu menunggu hingga enam bulan sebelum memberikan makanan selain ASI kepada Si Kecil.
Baca Juga: 7 Makanan ini Sering Disangka Sehat Tapi Ternyata Tidak
Tanda Bayi Siap Makan
Sebelum memberikan Si Kecil makanan pendamping ASI, Moms juga perlu memperhatikan apakah ia sudah siap mengonsumsi makanan padat. Ciri bayi yang sudah siap memasuki fase MPASI, adalah:
⢠Saat bayi terlihat tertarik dan mulai mengambil makanan yang ada di piring orang tuanya. Biasanya, bayi berusia di atas empat bulan sudah mulai memperhatikan Anda ketika sedang makan dan berusaha mengambil makanan tersebut lalu memasukkan ke dalam mulutnya. Hal ini menjadi petunjuk bagi Anda bahwa Si Kecil sudah ingin mulai makan.
⢠Bayi sudah bisa duduk tegak tanpa bantuan, terutama jika bagian kepala tak lagi perlu disangga. Jika bayi sudah dapat melakukan hal tersebut, maka Anda sudah dapat mempertimbangkan untuk memberikan makanan pelengkap selain ASI kepada Si Kecil.
⢠Koordinasi antara mata, tangan, dan mulut bayi sudah baik. Bayi bisa melihat makanan, mengambil makanan dengan tangan atau sendok, lalu memasukkannya ke dalam mulut.
⢠Refleks lidah bayi untuk mengeluarkan makanan dari mulut sudah berhenti. Jika belum siap diberi makanan padat, bayi biasanya akan mengeluarkan kembali makanannya sehingga jumlah makanan yang terbuang akan lebih banyak ketimbang yang masuk ke mulutnya.
Baca Juga: Trik Cerdas Memberi Makanan Padat pada Bayi Agar Lahap
Fase Awal
Sebagai permulaan, bayi yang baru memulai fase MPASI sebaiknya diberi makanan dengan tekstur sangat lembut atau yang biasa disebut puree sehingga mudah dicerna. Anda bisa membuat puree dari berbagai macam bahan seperti buah-buahan, sayur, atau kacang-kacangan. Pemberian makanan bisa dilakukan dua hingga tiga kali dalam sehari.
Nah, nasi bisa mulai diperkenalkan ketika Si Kecil menginjak usia tujuh atau delapan bulan. Akan tetapi perlu diingat, nasi diberikan kepada bayi dalam bentuk bubur halus. Seiring dengan bertambahnya kemampuan anak dalam mengunyah dan mencerna makanan, Moms bisa mengubah tekstur bubur halus menjadi makanan yang lebih kasar, yaitu bubur saring.
Pada tahap inilah, nasi bisa mulai menjadi bahan makanan untuk bayi. Bubur nasi bisa dipadukan dengan sayuran, daging, hati ayam, atau ikan. Sama seperti tahap sebelumnya, bubur saring dapat diberikan sebanyak dua atau tiga kali per hari.
Memasuki tahap berikutnya, yaitu usia delapan hingga sepuluh bulan, bayi mulai belajar mengonsumsi makanan yang lebih kasar lagi seperti nasi tim yang hanya perlu disaring sebagian. Memasuki usia sembilan bulan, Si Kecil juga boleh mulai diperkenalkan dengan nasi lembek.
Baca Juga: 10 Makanan Terlarang untuk Bayi
Nasi Orang Dewasa
Sementara itu, Moms perlu menunggu setidaknya hingga Si Kecil menginjak usia 12 bulan sebelum memberikan nasi dalam bentuk normal atau seperti yang biasa dimakan orang dewasa pada umumnya. Sebagai permulaan, Anda bisa memberikan nasi dengan berbagai sayur yang dimasak berkuah sehingga mempermudah Si Kecil untuk mencernanya. Porsi makan nasi Si Kecil juga perlu disesuaikan. Moms tak perlu memaksa anak untuk memakan nasi dengan porsi yang sama dengan Anda.
Apabila kemampuan mengunyah anak sudah semakin membaik, Anda bisa mulai memadukan menu nasi dengan lauk dengan tekstur yang lebih kasar. Moms disarankan untuk memberikan menu MPASI yang bervariasi sehingga Si Kecil tidak mudah bosan, sekaligus bisa mengenal berbagai macam rasa. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)