Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Hingga kini, penyebab epilepsi belum diketahui dengan pasti. Namun, beberapa faktor seperti perawatan saat hamil, keadaan waktu melahirkan, trauma lahir, kekurangan gizi, dan penyakit infeksi diduga dapat berperan terhadap timbulnya epilepsi.
Menurut dr. Suryani Gunadharma,Sps (K), Departemen Neurologi RS Hasan Sadikin, epilepsi merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pelepasan muatan listrik berlebihan dan berkala dari sekelompok sel otak.
Epilepsi seperti asma, para penyandangnya hanya menunjukkan gejala pada saat terjadi serangan, di luar serangan mereka terlihat normal dalam kesehariannya.
Untuk meminimalisir bangkitan listrik dalam otak, penyandang epilepsi harus patuh dalam menjalani pengobatan bersifat jangka panjang, dan kontrol ke dokter secara teratur.
Apabila penyandang epilepsi tidak teratur terapi, dikhawatirkan area kerusakan otak akan meluas dan berdampak pada menurunnya fungsi otak.
Jika epilepsi terkontrol dengan baik, bangkitan akan semakin menurun, sehingga kualitas hidup penyandang epilepsi semakin membaik. Dukungan sosial dari masyarakat untuk membangun persepsi positif terhadap penyandang epilepsi juga sangat membantu penyembuhan.
"Dibutuhkan penyebaran informasi atau tips sederhana kepada masyarakat jika berada dekat dengan penyandang epilepsi yang sedang mengalami kejang. Atau membangun komunitas peduli epilepsi," ungkap dr. Suryo Dharmono, SpKJ (K), Departemen Psikiatri FKUI-RSCM dalam sesi seminar Peduli Epilepsi. (Aulia/freedigitalphotos)