Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Angka gangguan bicara-bahasa pada anak-anak di Indonesia dilaporkan masih tinggi. Hal ini dikemukakan oleh Ketua UKK Tumbuh-Kembang-Pediatri Sosial IDAI, Dr. dr. Eddy Fadlyana, M.Kes, Sp.A(K) beberapa waktu lalu di Jakarta, pada sebuah acara edukasi Kalbe.
Lebih lanjut, Dr. dr. Eddy mengatakan, “Mengingat keterbatasan waktu efektif dalam hal memanfaatkan periode kritis dalam perkembangan otak anak, maka penanganan anak dengan gangguan bicara-bahasa lebih ditekankan pada aspek preventif atau pencegahan melalui kegiatan deteksi dini. Aspek perkembangan bicara-bahasa merupakan salah satu aspek perkembangan anak yang sangat menentukan kecerdasan dan perilaku anak."
Para orangtua hendaknya mengenali komponen-komponen terkait perkembangan bahasa anak-anak mereka. Umumnya, perkembangan bahasa mencakup kemampuan linguistik bawaan, interaksi verbal yang bisa dipelajari dan biasanya tergantung dari lingkungan.
Sementara itu, aspek bahasa pada bayi yang dapat Anda kenali, meliputi kontak mata dan ekspresi wajah. Nah, jika Anda ingin mengetahui komunikasi pada Si Kecil terjalin atau tidak, maka ada baiknya Anda mengetahui aspek komunikasi, yang terdiri dari 3 proses berikut ini:
a. Proses non-linguistik, terdiri dari bahasa, tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, gerak kepala dan tubuh, serta jarak fisik.
b. Komunikasi verbal, mencakup penggunaan dan pemahaman kata-kata.
c. Proses paralinguistik, mencakup afektif/emosi, sosial, intonasi berbahasa.
Bahasa merupakan simbol dari proses komunikasi. Sementara itu, bicara merupakan vokal dari simbol proses komunikasi dan ekspresi dari bahasa. Ada beberapa syarat agar anak bisa berkomunikasi dengan baik, yaitu kemampuan mendengarkan dan berkonsentrasi, kemampuan mendengar, compliance, kemampuan menyimpan dan mengingat informasi, konsep keterampilan (mengenali gambar, memadankan benda/gambar), kemampuan bermain pura-pura, kemampuan dasar bertukar giliran, kemampuan bekerja sama, struktur anatomis normal, adanya kekuatan dan koordinasi otot-otot yang berperan dalam berbicara, serta faktor lingkungan.
Ada 5 faktor yang dapat memengaruhi perkembangan bahasa Si Kecil, yaitu:
1. Posisi dalam keluarga. Anak bungsu cenderung lebih terlambat bicara.
2. Anak kembar.
3. Anak yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
4. Pengaruh dari orangtua, kelas sosial, lingkungan, dan demografi.
5. Faktor bilingual. (Dian/Dok. M&B)