Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, apa saja yang ada di koper Anda saat akan bepergian jauh bersama Si Kecil? Baju, camilan, mainan, dan mungkin bantal atau boneka kesayangan buah hati? Ya, terkadang anak begitu terikat dengan salah satu mainan atau benda yang digunakannya sehari-hari sehingga enggan untuk melepaskannya dan sulit untuk berpisah darinya.
Kebanyakan anak memiliki keterikatan yang erat terhadap benda-benda seperti boneka, selimut, hingga bantal. Saking besarnya ketergantungan terhadap benda-benda tersebut, Si Kecil menjadi sulit tidur tanpa boneka, selimut, atau bantal kesayangannya tersebut. Apakah fenomena ini wajar?
Benda kesayangan anak adalah objek transisional
Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa keterikatan yang sangat besar terhadap sesuatu benda adalah hal yang buruk. Akan tetapi hal tersebut dibantah oleh dokter anak dan psikoanalis Donald Winnicott. Pada 1953, Winnicott melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa kelekatan anak pada benda kesayangan justru bisa menimbulkan rasa aman dan nyaman pada Si Kecil.
Menurut Winnicott, benda-benda kesayangan anak ini merupakan objek transisional. Winnicott bahkan menekankan bahwa penggunaan objek transisional ini sangat wajar dan merupakan bagian dari perkembangan normal pada anak.
Benda-benda kesayangan anak ini disebut objek transisional karena keberadaannya seakan-akan untuk menjembatani antara lingkungan baru dan sosok kesayangan anak, yaitu orang tua. Benda kesayangan atau objek transisional ini akan mengurangi kecemasan pada anak saat terpisah sementara waktu dengan sosok kesayangan mereka, misalnya saat anak dilatih untuk tidur sendiri di kamar yang terpisah dari ayah dan ibunya. Dengan adanya benda kesayangan tersebut, anak diharapkan bisa jadi lebih tenang dan tidak merasa sendirian saat harus tidur sendiri.
Pada umumnya, anak-anak memiliki keterikatan yang tinggi terhadap benda kesayangan hingga berusia 2 tahun. Akan tetapi, ada beberapa kasus di mana anak merasa kesulitan untuk berpisah dengan benda favoritnya hingga berusia 4 atau 5 tahun. Namun Moms tidak perlu khawatir karena hal tersebut masih wajar.
Kapan perlu dibatasi?
Pada dasarnya, keberadaan benda kesayangan memang tidak perlu dikhawatirkan. Akan tetapi, Moms perlu waspada jika kondisi ini memengaruhi kehidupan sosial anak. Misalnya, anak menjadi sering menyendiri dan lebih suka bermain dengan benda kesayangannya ketimbang bermain dengan teman-teman sebayanya.
Moms juga perlu memberi perhatian khusus ketika Si Kecil terlihat frustrasi hingga histeris ketika benda kesayangannya tersebut hilang atau lupa dibawa. Jika Anda melihat tanda-tanda anak memiliki ketergantungan berlebihan terhadap benda tertentu hingga mengganggu kesehariannya, ada baiknya Anda mulai membatasi penggunaan benda tersebut.
Moms juga bisa lebih sering mengajak Si Kecil untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Memberinya benda-benda lain untuk dimainkan atau digunakan juga bisa menjadi opsi agar ia tidak hanya tergantung pada satu benda saja.
Last but not least, Moms juga bisa mengajak Si Kecil untuk melakukan kegiatan yang tak kalah seru, seperti berolahraga, memasak, dan menonton film bersama. Apabila ketergantungan tersebut benar-benar tak dapat dihilangkan sehingga Si Kecil kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal lain, Moms disarankan untuk berkonsultasi dengan ahlinya, seperti psikolog. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)