Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Si Kecil harus banyak mengonsumsi sayuran! Jangan beri garam dan gula dalam makanannya! Hmm, Moms pasti sudah sering mendengar berbagai 'peraturan' dalam memberi makan anak. Namun apakah semua peraturan tersebut memang benar dan wajib dipatuhi?
Yuk, cari tahu yang mana mitos dan fakta soal nutrisi bagi Si Kecil menurut penjelasan dari dokter Meta Hanindita, SpA (K), berikut ini, Moms!
1. Anak perlu mendapatkan nutrisi tambahan
Fakta: Sesungguhnya Si Kecil tidak memerlukan nutrisi tambahan dalam bentuk vitamin atau suplemen selama kebutuhan gizinya terpenuhi dalam bentuk makronutrien (karbohidrat, lemak, dan protein) maupun mikronutrien. Namun apabila makanannya dirasa belum mencukupi kebutuhan gizi anak, maka Moms sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memberikan ia suplemen tambahan.
2. Gula memicu sugar rush
Fakta: Tidak benar anak akan kelebihan energi apabila Moms memberikan makanan manis atau mengandung gula kepadanya. Anggapan bahwa gula bisa menimbulkan sugar rush muncul pada 1970-an saat seorang dokter melakukan sebuah penelitian. Dokter tersebut meniadakan gula dalam menu diet seorang anak. Nah menurut orang tuanya, perilaku anak tersebut membaik setelah tidak mendapatkan asupan gula. Akan tetapi penelitian itu hanya dilakukan pada satu orang anak saja dan hasilnya tidak mewakili efek terhadap anak pada umumnya.
Setelah itu semakin banyak dilakukan penelitian terhadap efek gula bagi anak. Namun tak satu pun yang menunjukkan bahwa gula bisa membuat anak menjadi hiperaktif. Meski begitu, bukan berarti Moms bisa memberikan asupan gula berlebih kepada anak karena tetap ada efek sampingnya seperti merusak gigi, berat badan berlebih, dan membuat perut anak kenyang sebelum memakan makanan utama dengan nutrisi yang diperlukan. Di sisi lain, memberikan gula memang bisa berpengaruh terhadap anak dengan kebutuhan khusus, seperti mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
3. Ayam untuk MPASI harus ayam kampung
Fakta: Tidak! Moms bisa menggunakan jenis ayam apa saja, bukan hanya ayam kampung, sebagai bahan baku membuat menu MPASI bagi Si Kecil.
4. Mengolah ikan dan daging untuk MPASI harus menggunakan slow cooker
Fakta: Boleh menggunakan slow cooker, tapi tidak wajib. Anda bisa mengolahnya dengan alat lain. Moms juga bisa menggunakan blender dalam mengolah makanan karena tidak akan mengurangi nutrisinya.
5. MPASI tidak boleh menggunakan gula dan garam
Fakta: Penggunaan gula dan garam dalam menu MPASI sesungguhnya diperbolehkan dengan jumlah yang terbatas. Guna menambah variasi rasa, gula dan garam memang boleh ditambahkan dalam menu Si Kecil tapi bukan berarti harus ditambahkan. Moms juga bisa menggunakan kaldu, tapi tetap dengan jumlah yang terbatas.
6. Anak tidak boleh mengonsumsi makanan yang digoreng
Fakta: Boleh saja. Makanan yang digoreng mengandung lemak tinggi dan lemak tinggi inilah yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan otak anak. Bukan hanya makanan yang digoreng, Si Kecil juga boleh mengonsumsi makanan mengandung santan.
7. Makanan yang teksturnya tidak sesuai dengan usia akan berdampak pada bayi
Fakta: Hal itu benar sekali. Pertama karena hal itu akan berpengaruh terhadap densitas atau kandungan gizinya. Satu mangkuk bubur dengan satu mangkuk nasi tentu berbeda kandungan gizinya. Jika tekstur makanan Si Kecil tidak 'naik level, tentu kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi.
Selain itu, hal ini juga bisa memengaruhi kemampuan berbicaranya karena otot-otot yang digunakan untuk makan tidak terlatih. Padahal sebagian besar otot-otot tersebut juga digunakan untuk berbicara.
8. Awal MPASI, berat badan bayi pasti turun
Fakta: Seharusnya tidak begitu. Kalau sampai berat badan Si Kecil turun, berarti ada sesuatu yang terjadi, entah pemberian MPASI-nya kurang tepat atau ada faktor lain. Saat MPASI berat badan bayi seharusnya naik, bukan berkurang atau stagnan.
9. Lemak tidak boleh dikonsumsi anak di bawah dua tahun
Fakta: Salah. Lemak dibutuhkan dalam perkembangan otak bayi. Bahkan ASI pun mengandung tinggi lemak.
10. Anak di bawah 1 tahun hanya boleh makan telur seminggu sekali dan tidak boleh mengonsumsi kuning telur
Fakta: Telur bisa dimakan setiap saat, dan bukan hanya kuning atau putih telurnya saja. Telur mengandung kolin yang baik bagi tumbuh kembang anak. Satu hal yang perlu diingat, telur harus diolah hingga matang saat diberikan kepada Si Kecil. Tidak boleh setengah matang, apalagi mentah, karena bisa meningkatkan risiko terkena penyakit yang disebabkan salmonella.
11. MPASI dengan bahan terfortifikasi berbahaya bagi Si Kecil
Fakta: Perlu diketahui bahwa bahan MPASI terfortifikasi dan sudah memiliki label BPOM, artinya sudah memenuhi aturan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), termasuk larangan mengandung bahan pengawet, perasa, dan pewarna makanan berbahaya. Bahkan semua kandungan zat gizinya sudah diatur. Jadi kalau dianggap berbahaya, jawabannya tidak, selama dibuat secara higienis serta sesuai dengan takaran yang dianjurkan.
12. Madu tidak boleh diberikan kepada bayi
Fakta: Benar. Madu tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 1 tahun karena mengandung toksin yang mungkin belum bisa dicerna dengan baik oleh bayi.
13. MSG memengaruhi kecerdasan anak
Fakta: MSG salah satu bentuk asam amino. Tak banyak yang menyadari bahwa sesungguhnya MSG banyak terkandung secara alami di berbagai jenis makanan, termasuk ASI. Jadi tidak benar bahwa MSG bisa memengaruhi kecerdasan anak. Di sisi lain, ketika anak sudah mau makan dengan MSG alami yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan, tentunya Moms tidak perlu lagi menambahkan MSG buatan. Konsumsi MSG secara terbatas atau sesekali saja tidak akan menjadi masalah.
14. Jus lebih baik daripada buah
Fakta: Jus adalah minuman, berbeda dengan puree yang termasuk makanan padat. Karena kapasitas lambung Si Kecil terbatas, jangan sampai ia hanya kenyang dengan minuman saja dan tidak mau makan makanan lain atau ASI. Selain itu, jus juga mengandung gula yang tinggi sehingga dianjurkan diberikan kepada anak di atas 1 tahun dengan jumlah terbatas.
15. Si Kecil perlu makanan tinggi serat
Fakta: Benar. Akan tetapi ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa makanan terlalu tinggi serat akan menimbulkan sembelit. Bagi anak di bawah 2 tahun, serat tidak terlalu banyak dibutuhkan. Hanya sebatas pengenalan saja. Jadi, Moms tidak perlu berlebihan dalam memberikan buah dan sayur.
16. Kopi mengatasi bayi kejang
Fakta: Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa kopi bisa mencegah dan mengatasi bayi saat mengalami kejang. Padahal, memasukkan sesuatu termasuk kopi, saat anak kejang justru berbahaya karena bisa mengganggu jalan napas. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)