FAMILY & LIFESTYLE

Kenali dan Cegah Penyakit GERD pada Orang Dewasa


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Padatnya aktivitas harian yang Moms dan Dads jalani bisa membuat Anda jadi lupa waktu. Tak terkecuali untuk urusan makan, dengan pola makan sering menjadi tidak teratur dan jika makan pun dengan porsi yang cukup banyak. Apabila makan dilakukan di malam hari, rasa lelah yang dirasakan juga membuat Anda akan langsung tidur setelah makan malam.

Nah, jika kebiasaan buruk di atas berlangsung dalam waktu lama, maka hal tersebut bisa menyebabkan gastroesophageal reflux disease (GERD). Penyakit ini ditimbulkan karena klep (berada di antara kerongkongan dan lambung) tidak berfungsi dengan baik untuk mencegah naiknya asam lambung yang berlebih ke kerongkongan.


Penyebab dan Gejala yang Timbul


Selain pola makan yang tidak teratur dan kebiasaan buruk setelah makan, terdapat faktor lain yang berisiko menyebabkan terjadinya GERD. Beberapa penyebabnya dijelaskan oleh dr. Hasan Maulahela, Sp. PD-GERD, dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi RS Pondok Indah - Pondok Indah, di antaranya:

• Merokok. Kebiasaan ini meningkatkan asam lambung dan mengganggu fungsi klep.

• Konsumsi kafein dan makanan berlemak secara berlebihan (kopi, cokelat, produk olahan susu, durian, dan nangka).

• Mengalami obesitas.

• Mengalami stres, memiliki gangguan kecemasan atau serangan panik berisiko mengalami produksi asam lambung yang berlebihan.

Apabila Anda mengalami kondisi GERD, maka akan muncul gejala-gejala yang dirasakan. Dimulai dari rasa terbakar dan nyeri pada dada, serta tidak nyaman ketika menelan. Mulut Anda juga akan terasa asam, muncul rasa sesak seperti asma, perut yang perih, serta terkadang timbul sakit pada kepala.

Baca juga: Kenali Gastroesophaegal Reflux atau GER pada Bayi


Cara Meredakan GERD

Dalam penjelasan dr. Hasan, dilansir dari buletin Health First, ketika Anda mengalami kondisi GERD, bersikaplah untuk tetap tenang agar asam lambung tidak bertambah akibat stres. Untuk penanganan sementara, Anda bisa mengonsumsi obat seperti antacid atau sirup untuk masalah gangguan pencernaan.

Namun, jika GERD tidak mereda, segera konsultasikan diri ke dokter, khususnya spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah kondisi lebih parah, salah satunya adalah perubahan lapisan di kerongkongan yang bisa mengarah ke lesi pra-kanker.

GERD sendiri bisa didiagnosis secara medis dengan melakukan pemeriksaan endoskopi. Pemeriksaan ini akan dilakukan berulang apabila ditemukan iritasi berat atau terjadi perubahan pada lapisan di kerongkongan. Untuk penyembuhannya, dokter akan menganjurkan terapi yang dilakukan satu hingga dua bulan agar bisa sembuh total. Setelahnya, Anda harus menjalani pola hidup yang sehat, supaya kondisi ini tidak kambuh kembali. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)