Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Setiap pasangan pasti menginginkan kehadiran anak di tengah keluarga kecil mereka. Namun beragam kondisi kesehatan bisa memengaruhi organ reproduksi sehingga untuk memiliki anak menjadi sesuatu yang perlu perjuangan tersendiri.
Untuk menangani masalah ini, sekarang terdapat prosedur kedokteran untuk membekukan sel telur. Prosedur ini memang belum terlalu populer di Indonesia, namun sudah banyak dilakukan oleh para wanita di negara lainnya. Seperti apa tindakan yang dilakukan? Berikut penjelasannya, Moms.
Prosedur Pembekuan Sel Telur
Sebagai tahap awal, Moms akan membutuhkan suntikan hormon selama waktu 4-6 minggu. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi ovarium memproduksi dan mematangkan sel telur. Langkah ini serupa dengan tindakan IVF (in vitro vertilisation) atau bayi tabung.
Setelah sel telur dirasa cukup, pasien akan menjalani persiapan untuk proses pengambilan sel telur dan kemudian dibius. Kumpulan sel telur ini akan diambil menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam vagina. Kemudian, sel telur akan diobservasi dahulu, apakah kondisinya masih utuh atau sudah rusak.
Sel telur yang akan dibekukan tentunya adalah yang masih utuh. Teknik penyimpanannya bernama ultra rapid cooling, di mana yang disimpan jumlahnya tidak terlalu banyak. Lama sel telur yang disimpan membutuhkan waktu lebih dari dua tahun, sehingga Moms perlu memerhatikan beberapa hal sebelum melakukannya.
Perhatikan 3 Hal Penting Ini
Anda mungkin merasa tertarik untuk membekukan sel telur, terutama di usia awal pernikahan. Sebab beberapa pendapat mengungkapkan bahwa prosedur ini bisa menambah panjang usia kesuburan wanita. Namun, ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan, di antaranya:
1. Usia
Seorang wanita dianjurkan untuk melakukan prosedur pembekuan sel telur pada usia 20-an hingga pertengahan 30-an tahun. Sebab pada usia tersebut, kualitas sel telur masih cukup baik apabila disimpan dalam waktu lama. Jika Anda melakukannya di atas usia 38 tahun, maka kemungkinan keberhasilan sel telur dibuahi menjadi lebih rendah dibandingkan dengan melakukannya di usia yang lebih muda.
2. Biaya
Tak bisa dipungkiri bahwa membekukan sel telur membutuhkan biaya yang cukup besar. Bahkan kisarannya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Maka, apabila Anda ingin melakukan prosedur ini, siapkan tabungan yang cukup terlebih dahulu.
3. Fasilitas pembekuan
Karena di Indonesia prosedur ini belum terlalu populer, maka rumah sakit yang memiliki pelayanan membekukan sel telur pun belum banyak. Anda perlu mencari tahu pusat pelayanan yang memfasilitasi prosedur ini dengan cukup baik dan pastinya mumpuni untuk menyimpan sel telur Anda. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)