BABY

Bahayakah Jika Bayi Memasukkan Kaki ke Mulut?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bayi memang bisa memiliki kebiasaan yang terlihat aneh ya Moms, misalnya seperti memasukkan kakinya sendiri ke dalam mulut. Tetapi perilakunya ini tidak aneh sama sekali, kok! Ini merupakan salah satu fase oral yang memang akan dan harus dilalui Si Kecil sebagai bagian dari tumbuh kembangnya.

Biasanya, perilaku ini terjadi setelah bayi memasuki usia 4-8 bulan. Si Kecil mulai ingin mengenal berbagai hal di sekelilingnya dengan menyentuh atau menggenggam sesuatu. Selain kain seprai, guling, pakaian, atau botol susunya, kaki juga jadi sasaran bayi Anda untuk dieksplorasi.


Fase Mouthing

Mulut bayi memiliki banyak sistem saraf yang perlu ia stimulasi dengan cara memasukkan beragam hal tadi ke dalam mulutnya sendiri. Hal tersebut juga menjadi tanda ia berada pada fase mouthing, di mana rooting reflex dan sucking reflex memiliki peranan paling besar.

Memasukkan kaki ke dalam mulut juga bisa menimbulkan rasa nyaman pada Si Kecil. Dengan melakukan hal ini pula, bayi merasakan kepuasan tersendiri karena bisa menggapai bagian tubuhnya yang lain. Jadi, perilaku tersebut memang sangat wajar dilakukan oleh anak Anda, Moms.

Namun, meskipun terbilang aman, Anda tetap harus menjaga kebersihan kaki Si Kecil ya, Moms. Sebab, bakteri dan virus bisa masuk ke dalam tubuh melalui mulutnya. Pastikan juga kuku Si Kecil tidak dalam kondisi panjang atau tajam agar ia tak melukai area di dalam mulutnya.


Stimulasi Rasa Ingin Tahu

Memasukkan kaki ke dalam mulut nyatanya tak hanya menstimulasi indera perasa anak. Hal ini dijelaskan melalui penelitian yang diterbitkan oleh Endocrine and Metabolic Disorders pada tahun 2017. Ketika mereka melakukannya, mulut yang penuh dengan ujung saraf akan membawa informasi sensorik ke otak Si Kecil.

Jari kaki inilah yang akan ia jadikan mainan, karena letaknya yang tidak terlalu jauh dan bisa ia raih ketika tidak bisa bergerak bebas. Hal tersebut bisa dilakukan oleh Si Kecil karena tulangnya yang masih lentur dan fleksibel, sehingga posisinya lebih mudah disesuaikan dengan kenyamanannya sendiri.

Tingkahnya ini memang tidak akan berlangsung lama, atau hanya sampai ia mulai belajar berdiri dan berjalan. Namun, efeknya bisa dirasakan dalam jangka panjang, di mana ia bisa berkenalan dengan sesuatu yang padat. Hal ini pun diyakini akan mempermudahnya untuk mengonsumsi MPASI saat waktunya tiba nanti, Moms. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)