BABY

Kenali Refleks Babinski, Tanda Bayi Mulai Siap Jalan


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sejak lahir, Si Kecil sudah memiliki beberapa refleks yang membantu tumbuh kembangnya. Salah satu yang mungkin jarang diketahui adalah refleks babinski. Ini merupakan gerakan tubuh yang spontan atau tidak disengaja pada saraf kaki bayi. Kondisi ini akan terjadi ketika anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun.

Refleks babinski akan muncul ketika telapak kaki bayi dibelai atau sedikit ditekan. Hal tersebut akan membuat jempol kaki mengerut ke dalam, lalu kembali ke posisi semula secara bersamaan, sambil meregangnya atau membuat jemari kaki lain terbuka ke segala arah.

Dokter anak Anda akan menggunakan refleks ini untuk melihat kondisi sarafnya. Jika baik, maka dapat dipastikan bahwa aktivitas otak, respons neurologis dan aktivitas saraf Si Kecil dalam keadaan normal dan sesuai dengan perkembangan usianya.


Perlu Distimulasi

Refleks babinski menjadi salah satu dari refleks primitif, yang tentunya membutuhkan stimulasi. Sebab, refleks ini membantu mencegah bayi terjatuh ketika ia mengambil langkah pertamanya. Terlihatnya refleks babinski pada Si Kecil juga menunjukkan bahwa bayi memiliki koordinasi yang baik pada syaraf, khususnya di bagian pinggang bawah dan tungkai belakang.

Maka tak heran apabila dokter mencurigai perkembangan sistem saraf bayi tidak baik ketika ia tidak memiliki refleks tersebut. Selain masalah sistem saraf, bayi yang tidak memiliki refleks babinski juga ditakutkan adanya masalah pada sumsum tulang belakangnya.


Bahaya Jika Terlalu Lama

Jika refleks ini menetap hingga usia anak melebihi 2 tahun, maka artinya sistem saraf anak bermasalah. Si Kecil akan mengalami kesulitan berjalan dan berdiri dengan seimbang. Bahkan jika terlambat ditangani, anak bisa mengalami penyakit serius, di antaranya yaitu:

• Kelainan pada kaki (telapak kaki datar, pergelangan kaki lemah, atau bentuk jari kaki menyerupai cakar)

• Celebral palsy

• Cedera otak

• Cedera sumsum tulang belakang

• Hemiplegia atau kelumpuhan separuh tubuh

• Autisme.

Setelah diketahui gejalanya oleh dokter, Si Kecil bisa menjalani pengobatan dengan menjalani fisioterapi. Namun jika kondisinya lebih serius, mungkin saja akan dilakukan terapi psikologis hingga tindakan operasi agar perkembangan bayi Anda tetap berjalan normal. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)