BABY

Jelang Musim Hujan, Waspadai Penyakit ini pada Bayi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, apakah di daerah tempat tinggal Anda sudah turun hujan? Musim kemarau tahun ini memang diprediksi akan berlangsung lebih lama daripada biasanya. Walaupun begitu, di beberapa wilayah di Indonesia sudah mulai turun hujan.

Turunnya hujan patut kita syukuri ya, Moms. Tapi, kita sebaiknya juga waspada dengan berbagai penyakit yang mengintai saat musim hujan tiba. Kondisi lembap bisa menyebabkan perkembangbiakan kuman semakin meningkat.

Untuk itu, Moms perlu berhati-hati terhadap ancaman penyakit yang bisa menyerang bayi Anda saat masuk musim hujan nanti. Berikut ini penyakit-penyakit yang mesti Anda waspadai, Moms.


1. Batuk Pilek

Perubahan cuaca dari panas menjadi dingin dan berangin karena turunnya hujan bisa membuat kondisi kesehatan Si Kecil terganggu. Si Kecil yang terkena batuk dan pilek akan mengalami gejala seperti hidung meler, batuk, dan demam yang biasanya akan cepat hilang. Pilek biasanya hanya diderita Si Kecil selama beberapa hari, tapi jika disertai batuk bisa sampai enam minggu.

Bayi yang terkena batuk pilek umumnya akan lumayan rewel karena ia mengalami susah bernapas dan makan akibat hidung yang tersumbat. Yang perlu Moms lakukan adalah memberikan ia ASI atau air minum. Anda juga bisa menepuk-nepuk punggung Si Kecil dan memberikan vaporizer untuk melegakan hidungnya. Hindari memberikan Si Kecil antibiotik ya, Moms. Batuk pilek disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Karena itu tidak perlu antibiotik. Anda juga tidak perlu ke dokter kecuali kondisi Si Kecil terlihat semakin parah.


2. Diare

Diare erat kaitannya dengan masalah kebersihan. Untuk menghindari terserang diare, penting bagi Moms melakukan hal-hal berikut:

• Membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta setelah dari toilet.

• Membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari.

• Menjaga kebersihan lingkungan, salah satunya dengan cara menghindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal.

• Segera bawa Si Kecil ke dokter jika ia mengalami gejala-gejala diare.


3. Demam Berdarah

Memasuki musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, nyamuk penular penyakit demam berdarah, karena munculnya genangan air di kaleng bekas, ban bekas, dan barang-barang lain yang bisa tertampung air.

Genangan air ini akan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit demam berdarah, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.

Salah satu cara untuk mencegah penyakit ini adalah dengan melakukan gerakan 3 M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.

Selain itu, Moms sebaiknya segera bawa Si Kecil ke dokter jika ia mengalami gejala demam tinggi yang tidak jelas sebabnya disertai adanya tanda-tanda perdarahan.


4. Influenza

Penyakit ini juga rentan dialami bayi Anda saat memasuki musim hujan. Gejalanya sama seperti batuk pilek, namun disertai demam yang lebih tinggi. Moms bisa tahu bahwa ini bukan sekadar batuk pilek karena gejalanya akan berlangsung hingga dua minggu. Efeknya terhadap bayi, Si Kecil akan tersiksa karena demam tinggi. Ia memang tidak bisa bilang ke Anda, tapi tubuhnya terasa sakit.

Untuk mengatasinya, Moms sebaiknya memberikan ASI atau air minum secara teratur untuk memastikan anak Anda tidak kekurangan cairan (dehidrasi). Saat membersihkan hidung Si Kecil, hindari menggunakan sapu tangan atau tisu yang sama, karena kuman masih bertahan selama beberapa jam di permukaan lembut. Moms harus segera ke dokter jika bayi Anda mengalami dehidrasi. Cek popoknya atau ubun-ubunnya untuk mengetahui apakah ia dehidrasi atau tidak.


5. ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam yang bisa disertai sesak napas, nyeri dada, dan lain-lain.

Penanganan ISPA meliputi:

• Cukup istirahat

• Pengobatan simtomatis sesuai gejala

• Mungkin diperlukan pengobatan kausal untuk mengatasi penyebab

• Meningkatkan daya tahan tubuh

• Mencegah penularan pada orang sekitar, antara lain dengan menutup mulut ketika batuk, tidak meludah sembarangan, dan sebagainya. (M&B/SW/Dok. Freepik)