BUMP TO BIRTH

Waspada, Rokok Pengaruhi Sistem Reproduksi Janin Anda!


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Merokok! Moms tentu sudah mengetahui bahayanya. Nah, bagi ibu hamil yang masih tetap merokok efeknya ternyata terasa bukan hanya untuk Anda lho, melainkan juga bagi janin yang berada dalam kandungan.

Tahukah Moms? Ada sekitar 5.000 senyawa berbeda dan sebagian besar bersifat racun bagi tubuh hanya dari asap rokok saja. Kandungan yang bersifat racun itu berpotensi merusak sel-sel tubuh. Selain itu, senyawa dalam asap rokok juga bersifar karsinogenik alias memicu kanker. Sementara itu, dalam rokok terdapat 250 jenis zat beracun dan 70 jenis zat yang diketahui bersifat karsinogenik.

Bagi orang biasa saja, efek rokok bisa sangat merusak, apalagi bagi ibu hamil dan janin yang tubuhnya sangat rentan. Berdasarkan hasil penelitian terkini, ibu yang tetap merokok selama masa kehamilan dan tengah mengandung janin berjenis kelamin perempuan, kemungkinan besar akan memengaruhi sistem reproduksi anaknya kelak. Terpapar racun yang ada di dalam rokok, putri kecil Anda berisiko memiliki masalah kesuburan ketika ia dewasa nanti.

Hasil studi yang dilaporkan dalam European Society for Paediatric Endocrinology di Wina, Austria, menunjukkan bahwa rokok adalah 'pengganggu' endokrin. Rokok bisa memengaruhi sistem hormon dan fungsi alat reproduksi.

Menurut mereka, kandungan racun dalam rokok berpotensi meningkatkan kadar testosteron pada anak perempuan. Perlu diketahui, testosteron adalah hormon seks dominan pada pria. Wanita sesungguhnya juga memproduksi testosteron, tapi dalam jumlah kecil. Jika testosteron terlalu banyak diproduksi, anak perempuan yang ibunya merokok saat hamil akan lebih 'maskulin' sejak berada dalam rahim.


Penelitian di Turki

Sementara itu, Cigil State Training Hospital di Turki juga melakukan penelitian yang melibatkan 56 bayi perempuan dan 64 bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan oleh ibu yang merokok selama masa kehamilan. Para ilmuwan yang dipimpin Dr. Deniz Ozalp Kizilay, mengukur jarak anogenital (AGD) yang notabene ruang antara titik tengah anus ke titik genitalia. AGD ditentukan oleh kadar testosteron pada janin selama berada di dalam kandungan.

Berdasarkan penelitian mereka, ukuran AGD lebih panjang pada bayi perempuan dan hal itu berkaitan dengan frekuensi merokok ibu selama hamil. "Pertambahan AGD secara signifikan pada bayi perempuan yang terpapar rokok dari ibunya bisa menjadi indikator paparan testosteron berlebihan yang menimbulkan risiko masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang, termasuk metabolisme dan kesuburan," jelas dokter Kizilay, seperti dilansir The Mirror.


Penelitian Lebih Lanjut

Untuk saat ini, dokter Kizilay dan tim telah menemukan efek ibu merokok saat mengandung dengan kadar testosteron pada bayi perempuannya. Ia berjanji akan terus melakukan penelitian guna mengetahui secara detail efek rokok terhadap janin, khususnya yang berjenis kelamin perempuan.

Bersama timnya, dokter Kizilay berencana untuk terus memantau efek jangka panjang pada bayi perempuan yang terpapar rokok sejak masih berada dalam kandungan. Ia juga akan menggunakan kelompok bayi perempuan yang sama guna memantau bagaimana rokok memengaruhi kesehatan dan kesuburan mereka.

"Penemuan ini merupakan kontribusi berharga bagi manusia untuk mengerti lebih banyak efek merokok pada ibu hamil. Penelitian lebih lanjut tentunya diperlukan untuk mengetahui lebih banyak soal pengaruh rokok terhadap sistem reproduksi anak perempuan," kata dokter Kizilay. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)