BUMP TO BIRTH

Ketahui Aturan Diet untuk Ibu Pasca Melahirkan


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Tubuh ideal merupakan hal penting bagi kebanyakan wanita. Tidak heran kalau mereka rela melakukan apa pun untuk mendapatkan bentuk tubuh yang sempurna. Tetapi, bagaimana jika Anda masih menyusui? Bolehkah Anda melakukan diet yang begitu ketat? Apa pengaruhnya terhadap kebutuhan nutrisi Si Kecil? Berikut jawaban yang tepat tentang aturan diet setelah melahirkan dan selama menyusui, yang tentunya akan membuat Anda nyaman dalam menjalani prosesnya.


Jangan Mulai Terlalu Cepat

Tubuh wanita yang baru saja melahirkan membutuhkan waktu untuk melakukan pemulihan selama minimal 6 minggu. Setelah itu dilanjutkan dengan menyusui, sehingga dr. Fiastuti Witjaksono, M.Sc, Sp.GK menyarankan program diet sebaiknya diundur hingga Si Kecil berusia 6-12 bulan.

Di saat tersebut, ASI bukan lagi makanan pokok baginya. Setelah itu, baru Anda boleh berpikir untuk diet dan melakukan berbagai aktivitas yang dapat menurunkan berat badan. Sebab, memulai diet terlalu cepat akan berdampak buruk terhadap proses pemulihan tubuh Anda.

Akibatnya, Anda akan mudah lelah dan tidak jarang mengalami frustrasi saat harus mengurus segala kebutuhan Si Kecil. Selain itu, diet ketat juga akan memengaruhi jumlah ASI yang diproduksi. Bahkan tanpa diet ketat pun, berat badan Anda tetap bisa turun karena tenaga yang terkuras untuk mengurus Si Kecil setiap harinya, seperti bangun di tengah malam dan melakukan berbagai aktivitas lainnya.


Target Realistis

Sadarilah bahwa Anda mungkin tidak bisa lagi memiliki bentuk tubuh yang sama persis dengan sebelum melahirkan. Sebagian wanita memang mengalami perubahan bentuk tubuh secara permanen setelah melahirkan. Seperti perut yang tidak lagi rata, pinggul lebih lebar, dan lingkar pinggang lebih besar. Dengan memahami semua ini, Anda tentu akan memiliki target penurunan berat badan yang lebih ringan dan masuk akal.


Aktif dan Rajin Olahraga

Kombinasi diet yang sehat dengan olahraga rutin adalah cara terbaik untuk mengurangi berat badan dan mempertahankannya. Olahraga tersebut juga berguna untuk menghilangkan lemak-lemak yang menimbun pada beberapa bagian tubuh Anda.

"Olahraga yang sifatnya aerobik, seperti jalan cepat, naik sepeda, berenang, dan senam low impact merupakan pilihan tepat bagi para ibu yang ingin menurunkan berat badan pasca-persalinan. Latihan itu dapat dilakukan dalam waktu yang cukup panjang, namun tidak membuat ibu terlalu lelah," jelas dr. Fiastuti.

Ketika Anda siap untuk menurunkan berat badan, maka Anda harus siap mengurangi porsi makanan dan menjadi lebih aktif. Selain berolahraga, mengajak Si Kecil jalan-jalan menggunakan stroller di pagi dan sore hari juga merupakan cara yang baik untuk menurunkan berat badan.


Lakukan Secara Bertahap

Pada dasarnya wanita membutuhkan minimal 1.200 kalori per hari untuk tetap sehat. Namun, sebagian besar justru membutuhkan lebih dari itu (1.500-2.200 kalori per hari), agar tetap berenergi dan mencegah terjadinya mood swing. Bahkan, ibu menyusui membutuhkan 1.800-2.700 kalori per hari untuk mencukupi kebutuhan nutrisi Si Kecil.

Pastikan seluruh kebutuhan kalori Anda tercukupi dengan baik setiap hari. Diet sendiri dapat dilakukan dengan mengurangi porsi makan atau meningkatkan aktivitas sehar-hari. Jika dilakukan secara konsisten, berat badan Anda bisa berkurang sekitar 0,5-1 kilogram per minggu.


Makan Teratur

Kehadiran si bayi akan mengubah jadwal harian, termasuk waktu makan Anda. Oleh karena itu, usahakan untuk tetap makan dengan jadwal yang teratur. Anda boleh mengubah aturan makan menjadi 5-6 kali dalam porsi kecil, termasuk mengonsumsi camilan sehat (buah, susu, sandwich, dll).

Ketika berdiet, kebanyakan orang juga terfokus untuk tidak mengonsumsi lemak. Padahal, lemak juga merupakan sumber nutrisi yang baik bagi tubuh. Maka, pillihlah makanan yang mengandung 'lemak baik', seperti alpukat, biji-bijian, lemak ikan salmon, juga mengubah penggunaan minyak dengan canola oil dan olive oil. Jangan lupa juga untuk cermat membaca tabel pada kemasan makanan sebelum mengonsumsinya ya, Moms. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)