BUMP TO BIRTH

Melakukan Operasi Lasik saat Hamil, Aman atau Tidak?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Operasi lasik saat ini menjadi salah satu metode paling efektif untuk mengatasi masalah minus pada mata. Lasik (laser-assisted in situ keratomileusis) merupakan prosedur yang dapat mengobati problem pada penglihatan Anda, seperti rabun dekat, rabun jauh, atau mata silinder (astigmatisme).

Prosedur lasik memperjelas penglihatan Anda dengan cara memperbaiki bentuk kornea mata agar cahaya jatuh tepat pada retina, sehingga Anda tidak akan lagi bergantung pada kacamata atau lensa kontak agar bisa melihat dengan jelas.

Memang, operasi lasik bisa membantu mengatasi masalah mata, namun tidak semua orang boleh melakukan operasi ini, Moms. Lantas, bagaimana jika ibu hamil melakukan operasi lasik? Apakah boleh?


Ibu Hamil dengan Masalah pada Mata

Moms mungkin pernah mendengar bahwa ibu hamil yang memiliki mata minus sebaiknya menghindari melahirkan secara normal. Pernyataan ini tidaklah sepenuhnya keliru. Pasalnya, bumil dengan mata minus yang tinggi berisiko mengalami retina robek saat persalinan normal dan memungkinkan penglihatan Anda jadi buram hingga mengalami kebutaan. Hal ini terjadi akibat proses mengejan yang sangat kuat, sehingga akan menyebabkan tekanan pada saraf mata.

Nah, salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut bagi Anda yang memiliki mata minus tinggi adalah dengan melakukan operasi lasik. Tapi, pertanyaannya, apakah bumil boleh melakukan operasi lasik?


Risiko Operasi Lasik pada Ibu Hamil

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, Food and Drug Administration, wanita yang tengah hamil tidak dianjurkan untuk melakukan operasi lasik. Hal ini dikarenakan perubahan hormon yang terjadi saat kehamilan akan menyebabkan perubahan pada anatomi mata, terutama bentuk dan ketebalan kornea.

Perubahan hormon selama kehamilan akan berpengaruh pada hasil suatu tindakan bedah, termasuk operasi lasik. Sehingga jika tetap dilakukan, maka hasilnya kurang bisa diprediksi. Atau dengan kata lain, operasi lasik yang dilakukan pada wanita hamil hasilnya pasti akan berbeda dengan operasi lasik yang dilakukan pada orang yang tidak hamil.

Perubahan hormon juga berefek pada kondisi mata menjadi lebih kering daripada biasanya. Nah, operasi lasik umumnya baru akan pulih kembali dalam waktu 3-6 bulan. Selama waktu tersebut, mata akan sulit menghasilkan air mata sehingga cenderung kering, sehingga proses pemulihan pasca operasi akan terganggu dan jadi lebih lama daripada seharusnya.

Selain itu, sebelum, selama, dan sesudah operasi lasik, dokter akan meresepkan obat-obatan buat Anda. Dan, beberapa obat ini punya risiko terhadap perkembangan janin, karena bisa dengan mudah masuk ke dalam aliran darah dan membahayakan janin yang sedang tumbuh berkembang di dalam rahim Anda.

Yang juga perlu diperhatikan, paparan dan radiasi laser saat operasi lasik bisa memengaruhi janin. Memang, risikonya tidak terlalu besar, tapi tetap saja Anda mesti mempertimbangkan hal ini, terutama selama trimester pertama kehamilan.


Kapan Sebaiknya Operasi Lasik?

Anda tentu saja tetap boleh melakukan operasi lasik Moms, hanya tidak dianjurkan saat Anda sedang hamil atau menyusui. Prosedur ini sebaiknya ditunda hingga Anda selesai menyusui Si Kecil. Jika Anda ingin operasi lasik, para ahli menganjurkan agar Anda melakukannya setelah 1-2 kali siklus menstruasi usai berhenti menyusui bayi Anda.

Begitupun jika Anda sedang merencanakan kehamilan, operasi lasik tetap aman dilakukan, tapi disarankan Anda menunggu selama 2-6 bulan setelah operasi lasik untuk bisa hamil. (M&B/SW/Dok. Freepik)