FAMILY & LIFESTYLE

Keuntungan Kakak dan Adik dengan Jarak Usia Berjauhan


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sebagian besar masyarakat Indonesia umumnya menganggap bahwa keluarga yang ideal adalah keluarga yang memiliki dua orang anak. Untuk merealisasikan hal tersebut, Moms dan Dads biasanya melakukan perencanaan kehamilan dan penggunaan alat kontrasepsi guna mengatur jarak kehamilan antara kehamilan pertama dan kedua.

Bicara soal jarak antara anak pertama dan kedua, sebenarnya tidak ada jarak usia yang ideal, Moms. Sebagian beranggapan jarak berdekatan punya kelebihan, sedangkan lainnya berpendapat bahwa jarak yang agak berjauhan juga memiliki keuntungan.

Memang, masing-masing jarak usia anak punya kelebihan dan kekurangan yang bisa Anda maksimalkan demi tumbuh kembang anak yang optimal. Tugas Anda sebagai orang tua adalah membangun hubungan yang baik dan dekat antara kakak dan adik, serta menciptakan momen-momen bahagia yang akan diingat oleh keduanya.

Nah, jika Moms punya anak pertama yang jarak usianya berjauhan dengan anak kedua, hal ini juga ada keuntungannya, lho. Apa saja manfaatnya? Berikut ini penjelasannya, Moms.


1. Kakak akan melindungi adiknya dan menjadi panutan

Karena si kakak sudah agak besar, Moms tentu akan sering meminta bantuan pada si kakak untuk menjaga adiknya. Walaupun si kakak kadang mengeluh atau segan melakukan tugas tersebut, hal ini bisa menjadi proses belajar yang baik buatnya dalam menjaga si adik. Dengan begitu, naluri untuk melindungi si adik akan muncul dalam dirinya.

Selain itu, si kakak juga akan siap mengajarkan semua hal yang ia tahu pada adiknya. Sehingga ia pun akan jadi panutan yang baik bagi si adik dalam melakukan semua hal.


2. Adik punya figur untuk belajar dan berlindung

Si adik selalu belajar meniru apa pun yang ia lihat untuk kemudian ia lakukan sendiri. Nah, selain kedua orang tuanya, si adik tentu saja akan belajar segala hal dari si kakak. Ia bahkan juga akan belajar trik mengelabui orang tua dari si kakak.

Di samping itu, adik juga punya tempat berlindung dalam diri si kakak. Saat ia disakiti, si kakak akan selalu ada untuk membelanya. Saat besar nanti, bukan tidak mungkin si adik akan menjadikan kakaknya sebagai tempat mengadu dan curhat, Moms.


3. Adik bisa belajar lebih cepat untuk menjadi 'dewasa'

Karena sering melihat apa pun yang dilakukan oleh kakaknya, si adik biasanya juga akan lebih cepat menjadi 'dewasa'. Ia, contohnya, akan ikut menyukai permainan yang dimainkan si kakak, tontonan yang dilihat si kakak, hingga tingkah laku yang dibuat si kakak. Dengan begitu, si adik jadi punya wawasan lebih luas dibandingkan anak-anak lain seusianya karena ia belajar dari kakaknya.


4. Kakak bisa berperan sebagai orang tua

Selain menjadi teladan, kakak yang memiliki jarak usia yang berjauhan dengan adiknya bisa berperan sebagai orang tua kedua bagi si adik. Saat si adik melakukan kesalahan atau bertingkah nakal, tidak hanya ayah dan ibunya yang memarahinya, kadang si kakak pun akan ikut menasihatinya.

Kakak juga kadang menjadi perpanjangan tangan dari Anda ya Moms, dalam mengawasi tingkah laku adik dan mendisiplinkannya. Dalam hal ini, secara tidak langsung, kakak juga akan belajar sejak dini lewat adiknya, bagaimana menangani anak yang nakal dan menerapkan disiplin pada anak saat ia jadi orang tua nanti.


5. Kakak bisa ikut bernostalgia dengan masa kecilnya

Kadang, saat kakak sudah menjadi anak yang besar, kegiatannya akan sering diisi dengan hang out bersama teman-temannya. Ia akan merasa malu jika harus bermain di taman karena menurutnya, taman hanya berisi anak-anak kecil. Namun, jika ia bermain di taman dengan maksud menemani si adik, maka ia tak merasa malu. Bisa jadi, ia juga akan bersenang-senang dengan adiknya selama bermain di taman.

Memang, walaupun mungkin kakak dan adik sesekali akan bertengkar, ribut, atau marah satu sama lain, tapi mereka berdua akan menjadi sahabat baik. Hal ini dikarenakan si kakak sebagai anak yang sudah besar biasanya sudah mulai belajar memahami, memaafkan, dan tidak iri. (M&B/SW/Dok. Freepik)