BABY

Penggunaan Pengharum Ruangan, Amankah untuk Bayi Anda?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, tentunya Anda akan merasa senang jika rumah Anda bersih, segar, dan bebas dari bau tidak sedap, bukan? Ya, rumah yang bersih dan segar akan menciptakan suasana yang nyaman serta membuat para penghuninya merasa betah.

Selain rajin bersih-bersih, Anda mungkin juga biasanya menggunakan air freshner atau pengharum ruangan untuk menambah kesegaran suasana di dalam rumah agar rumah Anda terbebas dari bau tidak sedap. Selain menghilangkan bau tidak sedap, pengharum ruangan juga dianggap bisa membuat rileks penghuni rumah.

Ya, pengharum ruangan jadi salah satu perlengkapan yang kini sering dipakai di banyak rumah. Bahkan mungkin sudah jadi kebutuhan pokok dan masuk dalam list belanja bulanan Anda ya, Moms.

Ada berbagai jenis pengharum ruangan, dari mulai yang padat, cair, gel, hingga semprotan. Umumnya, yang sering digunakan adalah yang berbentuk semprotan, karena lebih efisien dan baunya cepat menyebar ke seluruh penjuru rumah.


Bahaya Pengharum Ruangan bagi Bayi

Namun begitu, pengharum ruangan tentu mengandung berbagai macam zat kimia. Perlu diketahui, pengharum ruangan mengandung phthalate dan banyak bahan kimia berbahaya lainnya seperti benzene, formaldehyde, propellant, dan pelarut. Nah, bahan kimia ini ternyata bisa dengan mudah terhirup, terpapar dan terserap kulit, hingga secara tidak sengaja tertelan.

Memang, bahan-bahan kimia itu hanya terdapat dalam jumlah kecil pada pengharum ruangan. Tapi paparan bahan-bahan kimia tersebut dalam jangka panjang bisa berisiko bagi kesehatan. Saat pengharum tersebut disemprotkan di dalam ruangan, maka berbagai bahan kimia akan terlepas dan bersirkulasi. Paparannya dapat mengiritasi saluran pernapasan, terlebih buat orang dengan alergi tertentu atau menderita asma.

Pada bayi sendiri, dampak yang paling sering dari pengharum ruangan adalah terjadinya iritasi saluran pernapasan dengan gejala seperti batuk atau pilek. Bayi memiliki paru-paru yang belum sempurna. Karena itu, paparan bahan kimia yang disemprotkan dari pengharum ruangan bisa berbahaya bagi perkembangan saluran pernapasan mereka.

Selain itu, sebuah studi yang dilakukan di University of Bristol, Inggris, terhadap 14.000 bayi di bawah usia 6 bulan menunjukkan bahwa bayi yang terekspos air freshner lebih sering terkena diare dan 20 persen lebih sering terkena infeksi telinga dibandingkan dengan bayi yang kurang terekspos.


Alternatif Mengurangi Bau Tak Sedap di Rumah

Menggunakan pengharum ruangan memang dapat mengurangi bau-bauan tidak sedap di rumah Anda. Akan tetapi, pengharum ruangan memang mengandung bahan kimia yang bisa terhirup melalui saluran pernapasan.

Sebagai alternatif untuk mengurangi bau tak sedap di rumah, Moms bisa membuka pintu dan jendela agar udara di rumah Anda bisa bersirkulasi dengan baik dan lancar. Keluarkan juga benda-benda yang memicu munculnya bau tidak sedap dari dalam rumah.

Selain itu, bersihkan ruangan di dalam rumah secara teratur dan buatlah ventilasi yang cukup untuk setiap ruangan di rumah. Jika Anda merasa perlu menggunakan pengharum ruangan, pilihlah yang berbahan alami. Anda juga bisa menggunakan bahan-bahan alami untuk mengharumkan ruangan, contohnya dengan kayu cemara, cendana, kulit jeruk, atau biji kopi. (M&B/SW/Dok. Freepik)