BABY

Bolehkah Bayi Minum Jamu? Ini Penjelasannya, Moms


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bagi Anda yang lebih menyukai bahan-bahan alami, mengonsumsi jamu tentu menjadi pilihan utama untuk menjaga kesehatan. Pertanyaannya, apakah jamu juga aman bila diberikan kepada anak bayi?

Tidak sedikit lho, Moms yang memberikan jamu bagi buah hatinya dengan berbagai alasan, mulai untuk menjaga kesehatan hingga menambah nafsu makan. Meski menggunakan bahan baku alami seperti jahe, kunyit, dan lain sebagainya, pemberian ramuan tradisional bagi bayi tidak boleh sembarangan.

Sangat disarankan, bayi yang masih mengonsumsi ASI eksklusif tidak diberikan jamu. Sebaiknya Anda memberikan jamu setelah Si Kecil memasuki masa MPASI (makanan pendamping ASI), yaitu setelah usia 6 bulan.


Perhatikan Dosis

Meski terbuat dari bahan alami, bukan berarti jamu bisa dikonsumsi tanpa memerhatikan dosis tertentu. Mengonsumsi terlalu banyak bahan tertentu juga berisiko menimbulkan efek samping, terutama bagi bayi yang lebih rentan dan saluran pencernaannya lebih sensitif dibandingkan orang dewasa.

Jika Anda membeli jamu instan yang tersedia di pasaran, pastikan sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jamu jenis ini biasanya sudah tercantum lengkap bahan serta dosis yang dianjurkan bagi bayi, anak-anak, maupun orang dewasa.

Namun apabila tidak tercantum dosis atau Anda meracik jamu sendiri di rumah, sesuaikan dosisnya dengan usia anak. Biasanya, anak-anak di bawah 12 tahun hanya membutuhkan setengah dari dosis orang dewasa. Sementara itu, anak di bawah usia lima tahun disarankan hanya diberikan seperempat dosis orang dewasa.


Yang Harus Diperhatikan

Saat Moms memutuskan untuk memberikan jamu bagi bayi atau anak-anak, Anda harus betul-betul memerhatikan komposisi serta penggunaannya. Selain itu, Anda juga harus menjaga kebersihan serta proses penyimpanannya.

Cuci bersih tangan Anda sebelum meracik, menyeduh, atau mengoleskan produk-produk-produk jamu pada bayi dan anak. Pastikan juga, jamu disimpan dalam suhu ruangan, dalam botol kaca atau plastik yang aman untuk makanan, dan tidak disimpan terlalu lama.

Bayi atau balita juga sebaiknya tidak mengonsumsi jamu bersamaan dengan obat resmi yang diresepkan dokter. Apabila Si Kecil memang tengah sakit dan mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya hindari dulu minum jamu karena ada sebagian bahan yang menimbulkan kontradiksi, Moms.

Namun anak masih bisa mengonsumsi obat yang diresepkan dokter sambil menggunakan jamu dalam bentuk minyak gosok. Hindari pula memberikan jamu secara eksklusif apabila penyakit yang diderita bayi cukup serius, misalnya demam tinggi karena infeksi bakteri, virus, atau kuman.


Jamu untuk Si Kecil

Jamu menawarkan segudang manfaat bagi Si Kecil. Akan tetapi, ketahui bahan jamu apa saja yang punya khasiat bagus untuk anak Anda, Moms.

1. Jahe

Khasiat jahe untuk kesehatan sudah dikenal secara luas. Jahe bisa membantu mengusir masuk angin, perut kembung, dan berbagai masalah pencernaan yang diderita anak. Jika Si Kecil kurang menyukai rasa jahe yang cenderung tajam, Moms bisa mencampurkannya ke dalam teh atau sup.

2. Kunyit

Saat anak mengalami diare, Anda bisa mencampurkan kunyit dengan sari daun jambu biji muda. Berikan kepada Si Kecil, dua kali sehari. Selain meredakan diare, parutan kunyit juga bisa membantu mengobati ruam popok pada bayi. Oleskan parutan kunyit secukupnya pada area yang terkena ruam dan diamkan selama beberapa jam.

3. Temulawak

Untuk menghadapi anak yang tidak nafsu makan, Anda bisa mencampurkan temulawak dengan setengah cangkir air hangat dan madu. Berikan dua hari sekali atau sesuai kebutuhan anak. Saat ini juga sudah banyak beredar suplemen yang mengandung temulawak. Akan tetapi, selalu perhatikan dosis serta label BPOM di kemasannya guna memastikan suplemen tersebut aman bagi bayi.

4. Kencur

Kencur telah terbukti ampuh untuk meredakan batuk berdahak pada anak. Sajikan kencur, madu, dan jeruk nipis yang dicampur dalam air hangat, 2 atau 3 kali sehari. Anda juga bisa menambahkan air rebusan daun belimbing wuluh agar efeknya semakin cepat terasa. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)