TOODLER

Berbahayakah Jika Anak Suka Bermain dengan Lawan Jenis?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms suka memerhatikan Si Kecil saat sedang bermain? Anda tentu sudah hafal apa mainan favoritnya dan siapa teman-temannya. Apakah ia lebih sering bermain dengan teman berjenis kelamin yang sama atau justru dengan lawan jenis?

Jika anak lebih sering bermain dengan teman lawan jenis, sesungguhnya Moms tidak perlu khawatir. Pada usia balita, Si Kecil memang masih bersemangat untuk bereksplorasi. Mereka akan mencoba-coba berbagai jenis mainan dan siapa saja teman yang bisa diajak untuk bermain.

Khusus anak yang berusia di bawah 3 tahun, biasanya mereka bahkan tidak terlalu memikirkan gender atau jenis kelamin teman bermainnya perempuan atau laki-laki. Di usia ini, anak-anak lebih mudah terikat pada hal-hal yang paling sederhana seperti ketertarikan pada mainan yang sama serta kenyamanan saat bermain, dan sangat sedikit memerhatikan apakah teman mereka berjenis kelamin sama atau tidak dengan mereka.

Menurut Vanessa LoBue, asisten profesor psikologi di Rutgers University di New Jersey, balita tidak terlalu tahu banyak tentang stereotip gender hingga mereka mulai berusia lebih dewasa. Biasanya, stereotip gender tersebut justru diajarkan oleh ayah dan ibu dari anak tersebut.

Pada umur 4 tahun, biasanya mereka sudah cukup menyadari adanya perbedaan jenis kelamin. Di usia ini, anak-anak secara alami punya kecenderungan untuk bermain sesuai gender dan memilih teman yang berjenis kelamin sama.

Akan tetapi jika orang tua tidak terlalu intens mengajarkan soal pembagian kelompok gender, biasanya anak pun tidak akan terlalu memikirkannya. Mereka akan tetap bermain dengan siapa pun yang dianggapnya menimbulkan rasa nyaman.

Sikap Moms membiarkan anak bermain dengan lawan jenis bakal memengaruhi pembentukan wataknya setelah dewasa kelak. Anak yang bermain dengan siapa saja, termasuk lawan jenis, akan lebih fleksibel dalam bersikap. Ia tidak akan mendiskriminasi seseorang hanya karena perbedaan jenis kelamin saja.


Jangan Mengolok

So, tidak ada salahnya jika anak suka bermain dengan teman lawan jenis. Namun satu hal yang perlu Moms ingat, jangan menggoda Si Kecil ketika ia tengah asyik bermain bersama teman yang berbeda jenis kelamin.

Kalimat-kalimat seperti "Pacaran ya?" atau "Kamu naksir ya?" hanya akan menurunkan kepercayaan diri anak. Ia akan merasa malu dengan pilihannya bermain bersama teman lawan jenis sehingga tak heran jika anak akan langsung menangis saat mendengar Anda menggodanya. Efek paling buruk, Si Kecil akan kapok bermain dengan teman lawan jenis dan bisa menimbulkan rasa tidak suka yang berlebihan terhadap anak-anak yang berbeda gender.


Waspada Jika...

Di sisi lain, Moms perlu waspada ketika anak hanya suka bermain dengan lawan jenis dan enggan bergaul dengan teman dengan gender yang sama. Ada kemungkinan, ia pernah memiliki trauma atau masalah ketika bermain dengan teman dengan jenis kelamin yang sama. Misalnya, jagoan Anda tidak mau bermain dengan anak laki-laki lainnya karena ia pernah dikasari oleh teman laki-laki lain.

Tentunya, Anda perlu menanyakan mengapa Si Kecil tidak mau bermain dengan teman sesama gender. Cari tahu alasannya dan usahakan untuk menemukan solusi agar anak tidak lagi memilih teman berdasarkan gender saja.

Selain itu, Moms juga perlu memerhatikan apakah Si Kecil suka meniru-niru gaya teman lawan jenis. Anda perlu mengajak anak berbicara, misalnya saat jagoan Anda mulai suka berdandan seperti anak-anak perempuan. Jika diperlukan, Moms juga bisa membawa anak untuk berkonsultasi kepada ahlinya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)