Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Rambut lebat di kepala bayi baru lahir bisa membuatnya terlihat lucu. Tapi bagaimana dengan bulu-bulu di seluruh tubuhnya, termasuk punggung, telinga, bahkan wajahnya?
Lanugo dan Vellus
Menurut David Geller, dokter spesialis anak www.babycenter.com, bulu-bulu halus yang tumbuh di seluruh tubuh bayi baru lahir disebut lanugo. Lanugo yang tidak berpigmen tumbuh sejak bayi berada di dalam kandungan, terutama setelah melewati bulan keempat.
Menjelang kelahiran, sebagian lanugo akan berguguran dan digantikan dengan bulu halus lainnya, disebut dengan vellus yang memiliki sedikit pigmen. Lanugo yang gugur akan ditelan janin dan keluar sebagai salah satu unsur mekonium (kotoran pertama bayi yang berwarna hitam).
Pada bayi baru lahir, bulu-bulu halus memiliki fungsi melindungi tubuh bayi dari suhu dingin sehingga ia bisa menyesuaikan diri dengan suhu di luar rahim. Sebab, ketika baru lahir, kulit bayi Anda belum memiliki fungsi perlindungan yang sempurna seperti halnya kulit orang dewasa.
Bulu-bulu halus itu mulai berguguran di pekan pertama sampai beberapa bulan kehidupan Si Kecil. Namun, karena wujudnya yang begitu halus, Anda mungkin tidak akan menyadari proses gugur tersebut sampai Anda melihat kulit Si Kecil yang nyaris tidak berbulu lagi.
Rambut
Kadang-kadang Anda dikejutkan oleh kebotakan yang dialami Si Kecil yang terlahir dengan rambut lebat. Sama halnya dengan bulu-bulu halus di tubuh, rambut di kepalanya pun akan mengalami kerontokan meskipun terjadi pada usia yang berbeda-beda pada setiap bayi.
Kadang-kadang, kebotakan dialami sampai usia Si Kecil satu tahun. Ketika tumbuh kembali, rambut bayi seringkali memiliki tekstur dan warna yang berbeda dari rambut sebelumnya.
Saat Rambut pun Rontok
Rambut bayi pun suatu saat akan rontok. Ini penyebabnya, Moms:
1. Siklus pertumbuhan rambut. Seperti halnya rambut orang dewasa, rambut bayi juga memiliki masa tumbuh dan istirahat. Selama masa istirahat itulah terjadi kebotakan karena folikel (kantung rambut) sedang mengalami perbaikan sampai rambut baru siap tumbuh kembali.
2. Perubahan hormon. Bayi baru lahir pun mengalami perubahan hormon, seperti halnya Anda. Itu sebabnya, kerontokan rambut bukan hanya terjadi pada ibu yang baru melahirkan, tetapi juga pada bayi yang baru dilahirkan.
3. Posisi tidur. Kebotakan pada rambut di bagian belakang biasanya disebabkan oleh posisi tidur telentang. Posisi ini memang disarankan untuk mengurangi risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Namun saat bayi terjaga, biarkan ia dalam posisi tengkurap selama beberapa saat.
4. Kerak kepala (cradle cap). Sebenarnya kerak kepala tidak secara langsung menyebabkan kerontokan, tetapi ketika Anda membersihkannya, atau kerak terlepas, rambut Si Kecil pun akan ikut terlepas.
5. Trichotillomania, yaitu kebotakan yang tidak biasa sebagai akibat kegemaran bayi menarik rambutnya sendiri. Hal itu mungkin disebabkan adanya tekanan psikologis pada bayi.
6. Kondisi medis, seperti hypothyroidism (kelainan thyroid) atau hypopituitarism (kelenjar endokrin yang kurang aktif) sehingga produksi hormon tidak memenuhi kebutuhan metabolisme.
Apa yang Moms Bisa Lakukan?
Jika disebabkan siklus pertumbuhan rambut atau perubahan hormon, tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk menghentikannya. Namun, jika karena hal lain, Anda bisa merawat rambut Si Kecil dengan cara:
⢠Berganti posisi tidur untuk mencegah tejadinya kebotakan di area tertentu saja.
⢠Mencukur botak. Sebenarnya mencukur tidak menjamin kerontokan berkurang lalu tumbuh lebih tebal, tapi bisa membuat rambut Si Kecil tumbuh lebih rata.
⢠Memberi pelembap dan pijat lembut kulit kepala bayi memakai krim khusus untuk kepala.
⢠Jika kerontokan masih berlangsung lebih dari waktu yang biasa, berkonsultasilah ke dokter untuk memastikan bahwa kerontokan itu normal, bukan indikasi medis. (M&B/SW/Dok. Freepik)