Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sudah jadi rahasia umum, jika ada seorang wanita yang hamil, biasanya ia akan ngidam, mulai dari hal sepele, seperti ingin makan buah yang masam, hingga kadang hal yang tak masuk akal, misalnya mengelus kepala seseorang.
Moms mungkin termasuk salah satu yang pernah atau sedang mengalaminya. Meskipun begitu, kadang keinginan tersebut disepakati sebagai sesuatu hal yang wajar dialami oleh seorang ibu hamil.
Bahkan, saking kuatnya keinginan seorang bumil, banyak yang mengatakan bahwa ngidam harus dituruti, sebab jika tidak, akan berakibat pada bayi yang lahir nanti. Si Kecil akan meneteskan air liur yang banyak atau berlebihan, biasa diistilahkan dengan mengiler.
Sebetulnya, apakah hal tersebut benar? Simak penjelasannya berikut ini, Moms.
Asal Muasal Penyebab Ngidam
Menurut Cynthia Belew, seorang bidan dan herbalis dari San Fransisco, Amerika Serikat, ngidam pada ibu hamil bisa jadi pertanda bahwa tubuh sang ibu sedang membutuhkan zat tertentu, misalnya jika ia kekurangan magnesium maka ia mungkin menginginkan cokelat atau makanan lain yang mengandung magnesium.
Meskipun begitu, di dalam ilmu kedokteran kandungan, ngidam bukanlah faktor medis. Bahkan tidak ada data sains yang bisa menegaskan bahwa ngidam itu benar-benar ada dan harus ditangani secara medis.
Brad Imler, presiden American Pregnancy Association, mengatakan bahwa hingga kini para ahli pun hanya menduga jika ngidam adalah masalah hormonal.
Spekulasi yang muncul adalah, ngidam disebabkan oleh perubahan hormon. Hormon memberi sinyal ke otak mengenai keinginan-keinginan tersebut. Perubahan hormon diduga terjadi karena tubuh memberi tanda-tanda ke otak bahwa mereka membutuhkan vitamin atau mineral tertentu untuk membuat kandungan sehat, seperti yang dijelaskan oleh Cynthia Belew.
Sedangkan sebagian ahli lainnya menyangka ngidam muncul karena masalah psikologis. Ada pula ahli yang mengarahkan penelitian mengenai ngidam ini ada hubungannya dengan kekurangan zat besi. "Sementara ini, kesimpulan paling masuk akal adalah mengidam itu muncul karena perpaduan dari masalah hormon, emosi, psikologis, dan fisiologis," terang Brad Imler.
Namun, dalam penelitian terbaru terungkap bahwa hormon kehamilan tidak bisa disalahkan terhadap dorongan ibu hamil untuk makan makanan tertentu, yang disebut ngidam ini. Sebenarnya, kehamilan membuat seseorang 'memanjakan diri' dalam berbagai perlakuan manis yang diterimanya dari orang terdekat. Secara tidak sadar, mereka memanfaatkan momen 'perlakuan manis' tersebut, sebagai ajang untuk 'bebas dari rasa bersalah' dan perasaan butuh dimanjakan.
Benarkah Bayi bisa Ngiler Jika Ngidam Tidak Dituruti?
Mitos ini ternyata adalah hal yang benar-benar keliru, Moms. Para ahli bahkan mempertanyakan balik, bayi mana yang setelah lahir tidak meneteskan air liur atau mengiler?
Sebenarnya, kondisi bayi mengiler lazim terjadi. Suzanne Evan Morris dan Marsha Dunn Klein, penulis buku Pre-Feeding Skills: A Comprehensive Resource for Mealtime Development, menjelaskan bahwa bayi mengiler karena mereka memang belum bisa mengontrol air liur.
Menurut Morris dan Klein, ini batasan wajar mengiler pada bayi saat:
1-3 bulan, Si Kecil mengiler saat ia sedang duduk.
6 bulan, Terjadi pada saat Si Kecil memasukkan mainan ke dalam mulutnya. Di usia ini, mengiler juga bisa menjadi tanda kalau ia sedang mengalami tumbuh gigi.
9 bulan-3 tahun, Kemungkinan Si Kecil masih sedikit mengiler pada saat ia terlalu asyik bermain atau tertidur dalam posisi tengkurap.
Tetapi, hal yang wajar mungkin saja perlu mendapat perhatian lebih khusus. Jadi, ketahui kapan mengiler tersebut perlu diwaspadai, Moms. Untuk penyebab umum, terdapat beberapa hal yang bisa Anda perhatikan berikut ini:
⢠Ketidakmampuan mulut untuk menjaga air liur supaya tetap berada di dalam mulut.
⢠Gangguan pada proses menelan.
⢠Air liur yang diproduksi terlalu banyak, misalnya, karena pemberian obat anti-kejang atau obat penenang.
⢠Ukuran lidah yang lebih besar dari normal.
⢠Karies gigi.
⢠Infeksi di gusi.
⢠Infeksi saluran napas, misalnya sakit tenggorokan dengan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah leher.
Moms perlu waspada jika Si Kecil masih mengiler saat usianya lebih dari 4 tahun. Bawalah ia ke dokter untuk menyelesaikan masalah ini. Penanganan masalah mengiler mungkin akan melibatkan beberapa pihak, mulai dari dokter spesialis anak, spesialis THT, spesialis rehabilitasi media, ahli wicara, dan ahli okupasi. Tim dokter akan meneliti apakah Si Kecil mengalami gangguan fisiologis atau ada hal lain yang menyebabkannya terus mengiler. (M&B/SW/Dok. Freepik)